Petugas memberi penjelasan kepada warga negara asing terkait penutupan sementara bandara di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, 4 November 2015. Berdasarkan Notice to Airman No. A2468/15, Bandara Ngurah Rai ditutup sementara mulai pukul 19.30 hingga 23.30 WITA. ANTARA/Nyoman Budhiana
TEMPO.CO, Denpasar - Sebanyak 692 penerbangan dibatalkan menyusul ditutupnya Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, sejak Selasa, 3 November 2015. Penutupan ini sebagai dampak terjadinya erupsi Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hari ini, Rabu, 4 November 2015, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali kembali ditutup menyusul terus berlanjutnya erupsi Gunung Rinjani. “Bandara kembali ditutup hingga besok (Kamis, 5 November 2015) pukul 08.45 WITA,” kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo, saat dihubungi Rabu, 4 November 2015.
Dari 692 penerbangan, Trikora Harjo merinci ada 183 penerbangan kedatangan dan 189 keberangkatan domestik yang batal berangkat. Adapun untuk penerbangan internasional, kata Trikora, ada 157 penerbangan kedatangan dan 163 keberangkatan yang mengalami pembatalan.
Terkait dengan pembatalan penerbangan tersebut, Trikora mengatakan Bandara I Gusti Ngurah Rai tidak mengalami kerugian karena penumpang hanya berpindah hari penerbangan. “Hanya ada beberapa penumpang saja yang batal dan beralih menggunakan jalur darat. Jumlahnya mungkin sedikit, bagi kami itu tidak terlalu signifikan,” ucapnya.
Menurut Trikora , perpanjangan penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai berakibat pada penumpukan penumpang. Namun itu tak sampai menimbulkan kepadatan yang berlebihan. “Sampai saat ini, memang ada (penumpukan penumpang), tapi bisa berjalan dengan lancar karena koordinasi kami dengan pihak maskapai airlines berjalan lancar. Kami telah mengantisipasi hal tersebut seperti pengalaman sebelumnya (erupsi Gunung Raung),” kata Trikora.
Trikora mengatakan penutupan Bandara Ngurah Rai kembali diperpanjang lantaran kondisi cuaca yang tak kunjung membaik. “Data dari BMKG, perubahan arah angin terjadi dari timur ke barat,” ujarnya.
Ekonom Ini Sebut Rencana Pembangunan LRT Bali Keliru, Apa Alasannya?
28 September 2023
Ekonom Ini Sebut Rencana Pembangunan LRT Bali Keliru, Apa Alasannya?
Ekonom, yang juga Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono mengatakan sistem LRT adalah moda transportasi yang mahal dengan kapasitas relatif terbatas.