Tiap Tahun Industri Butuh 600 Ribu Tenaga Kerja Kompeten

Reporter

Selasa, 3 November 2015 23:02 WIB

Ilustrasi wawancara calon karyawan. spoki.lv

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia industri membutuhkan 600 ribu tenaga kerja kompeten per tahun, di mana hal tersebut masih belum bisa dipenuhi karena adanya kesenjangan kompetensi.

"Dengan pertumbuhan industri yang mencapai 5-6 persen per tahun, industri butuh 600 ribu tenaga kerja. Kesenjangan kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia industri masih terjadi," kata Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat di Jakarta, Selasa (3 November 2015).



Untuk itu, lanjut Syarif, akademi pendidikan dibawah Kemenperin, yang saat ini berbentuk politekhnik, membuat kurikulum yang mengacu pada standar kompetensi nasional Indonesia pada bidang industri tertentu.


Selain itu, setiap sekolah asuhan Kemenperin juga didorong untuk memiliki spesialisasi bidang industri tertentu yang dijagokan, sehingga menjadi buruan dunia industri.


Syarif mencontohkan, Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta yang terdepan soal logistik, meluluskan 419 wisudawan dan wisudawati pada 2015, di mana 187 orang di antaranya sudah bekerja di bidang industri.


Hal tersebut bisa terwujud karena pihak sekolah bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo).


Terdapat tiga jurusan pada APP Jakarta yang lulusannya dapat langsung disalurkan ke dunia industri, yakni jurusan logistik, pemasaran internasional dan perdagangan internasional.


Menurut Syarif, terdapat empat langkah untuk membangun tenaga kerja industri yang kompeten, yakni melalui pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi dan pelatihan industri berbasis kompetensi.


"Kemenperin memiliki balai pendidikan dan pelatihan yang menyelenggarakan sistem 3 in 1, yaitu orang dilatih, orang di sertifikasi dan orang ditempatkan bekerja di perusahaan tersebut," ujarnya.


Selanjutnya, langkah magang industri, di mana perusahan industri itu wajib menerima siswa magang. dan terakhir melalui sertifikasi kompetensi.


Ia menambahkan, sertifikasi yang dilakukan harus mengikuti standar internasional, sehingga kompetensinya diakui secara internasional.


Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Syarif mengatakan, tenaga kerja bersertifikasi yang memiliki kompetensi dibidang industri tertentu akan mampu menghadapi MEA yang dimulai awal 2016 tersebut.


ANTARA

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

4 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

12 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

38 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

39 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

42 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

44 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

52 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

59 hari lalu

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya