Ini Panduan Lengkap Informasi Suplai Gas Bumi di Indonesia  

Reporter

Selasa, 3 November 2015 12:20 WIB

Pekerja memeriksa area Onshore Receiving Facility (ORF) dan Offtake Station (OTS) LNG Floating Storage and Regasification Facilities (FSRF) Project di Labuhan Maringgai, Lampung (11/5). PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengembangkan insfrastruktur gas bumi yang diintegrasikan. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan buku Neraca Gas Bumi Indonesia 2015-2030 dan Rencana Induk Infrastruktur Gas Bumi Nasional Tahun 2015-2030. Acara itu berlangsung di Kuta, Bali, Senin, 2 November 2015.

Buku Neraca Gas Bumi Indonesia berisi informasi suplai dan permintaan gas bumi untuk seluruh sektor gas di Indonesia, baik secara nasional maupun regional. Buku tersebut merupakan pemutakhiran buku sebelumnya dengan pertimbangan interkonektivitas wilayah gas bumi.

Sedangkan buku Rencana Induk Infrastruktur Gas Bumi Nasional 2015-2030 merupakan revisi buku Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Nasional. "Diharapkan, dua buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan serta masyarakat Indonesia untuk ketahanan dan kemandirian energi nasional," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja.

Wiratmaja menjelaskan, kebijakan gas bumi nasional pada masa depan akan lebih diprioritaskan untuk kebutuhan domestik. "Kalau tidak terserap (di dalam negeri), baru diekspor. Kalau tidak ada penemuan ladang gas baru, akan dilihat berapa yang bisa diserap domestik. Kalau ada sisa, baru diekspor," ucapnya.

Ia berujar, terhadap kontrak kerja sama yang sudah habis tapi masih ada cadangan gasnya, kontrak jual beli gas untuk ekspor tidak akan diperpanjang. Alasannya, produksinya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan domestik. "Kontrak jual-beli gas untuk ekspornya tidak diperpanjang, tapi bukan kontraktor kontrak kerja samanya," tuturnya.

Dalam buku Neraca Gas Bumi Indonesia 2015-2030, kata Wiratmaja, diproyeksikan mulai 2019 Indonesia akan mengimpor 1.777 juta kaki kubik per hari gas (mmscfd) dan terus meningkat hingga mencapai 3.267 mmscfd pada 2030.

Perkiraan meningkatnya kebutuhan gas tersebut berdasarkan perhitungan dengan mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional. Ekspor gas bumi juga diperkirakan akan menurun seiring meningkatnya kebutuhan domestik dan turunnya produksi gas.

Tahun ini tercatat ekspor gas bumi mencapai 2.700 mmscfd dan diprediksi terus menurun sampai dengan 560 mmscfd pada 2030.

"Makanya kita harus cepat bangun infrastruktur gas dari sekarang. Niatnya, pada 2019 sudah banyak infrastruktur gas. Agar saat nanti mulai mengimpor gas, kita sudah punya infrastruktur untuk menyimpan. Kalau tidak, bisa-bisa kita balik lagi ke bahan bakar minyak (BBM)," katanya.



ANTARA




Advertising
Advertising

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

24 Oktober 2021

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil

Baca Selengkapnya

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

22 Januari 2021

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya