Kebakaran, Perusahaan Pemasok Kertas Terancam Gagal Target  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 30 Oktober 2015 11:58 WIB

Petugas gabungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Basarnas, Mapala, Perhutani, Kepolisian, dan warga sekitar berusaha memadamkan api yang membakar kawasan hutan Gunung Lawu di Cemoro Sewu, Jawa Timur, 26 Oktober 2015. Kebakaran tersebut semakin mendekat pemukiman warga yang berjarak kurang lebih 10 meter. Bram Selo Agung/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan pemasok Asia Pulp & Paper diperkirakan gagal memenuhi target produksi akibat terbakarnya ribuan lahan akasia siap panen di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Kepala Bagian Bidang Hubungan Eksternal PT Bumi Andalas Permai Iwan Setiawan mengatakan meski angka kerugian belum dihitung secara pasti, secara kasatmata dapat terlihat karena hampir 90 persen lahan yang dimiliki telah terbakar.

“PT BAP memiliki luas lahan akasia mencapai 192 ribu hektare, dan hampir 90 persen terbakar pada kebakaran hutan dan lahan tahun ini. Saat ini belum bisa dipastikan berapa nilainya, karena tanah masih ada bara apinya dan belum bisa diinjak,” kata Iwan.

Api kebakaran hutan dan lahan di kawasan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, bermula dari luar konsesi perusahaan pemasok Asia Pulp & Paper, PT Bumi Andalas Permai.

Menurut dia, sejak awal PT BAP beserta lima perusahaan lain yakni PT Bumi Mekar Hijau, PT Sebangun Bumi Andalas, dan tiga lagi di Musi Banyuasin, yakni PT Rimba Hutani Emas, PT Bumi Persada Permai, dan PT Tripupa Jaya, diproyeksikan untuk memenuhi permintaan OKI Pulp and Paper di Ogan Komering Ilir.

Perusahaan OKI Pulp and Paper ini ditargetkan mulai beroperasi pada April 2016 dengan mengharapkan suplai sebanyak 3 juta ton pulp, kemudian menjadi 6 juta ton pulp pada tiga bulan berikutnya dari lima perusahaan tersebut.

Namun, kebakaran lahan yang masuk areal konsesi sejak 9 September lalu telah menghanguskan ribuan hektare lahan akasia siap panen. Dalam satu hektare saja bisa menghasilkan 200 kubik akasia, padahal satu ton pulp membutuhkan sekitar empat ton kayu akasia. “Kontribusi PT BAP sendiri diharapkan 40 persen dari kebutuhan OKI Pulp & Paper. Dengan kondisi ini, sudah jelas akan sulit tercapai,” kata dia.

Menurut dia, bukan hanya produksi yang terancam gagal tercapai tapi juga munculnya ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).

PT BAP tercatat memiliki tenaga kerja berjumlah sekitar 700 orang yang sebelumnya diproyeksikan untuk tahapan penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. “Jika sudah terbakar begini, apa yang harus dipanen. Sementara itu, dalam bisnis perkebunan akasia ini, tenaga kerja untuk pemanenan yang banyak dibutuhkan,” katanya.

BISNIS

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya