Menkeu Buru 4.000 Perusahaan Asing Pengemplang Pajak

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 24 Oktober 2015 06:37 WIB

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro berpidato saat acara pembukaan Seminar Pendalaman Sektor Keuangan di Jakarta, 7 September 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan tengah memburu 4.000 ribuan perusahaan penanaman modal asing pengemplang pajak. "Ternyata kita punya data, banyak PMA wajib pajaknya yang jumlahnya di atas 4.000, yang tidak pernah bayar pajak dalam waktu yang panjang," kata Bambang di tengah acara serah terima kapal patrol cepat BC 60001 di galangan kapal PT Dumas Tanjung Perak Shipyards, Surabaya, Jumat, 23 Oktober 2015.

Bambang mengungkapkan, rata-rata PMA mangkir membayar pajak lebih dari 10 tahun, bahkan 20 tahun. Modus penunggakan pajak pun beragam. “Utamanya dengan transfer pricing atau penggelembungan biaya. Mayoritas modal asing beralasan mengklaim mengalami kerugian padahal sehat-sehat saja,” ujarnya.

Praktik-praktik itu, kata dia, tentu merugikan negara. Oleh karena itu dia berharap dengan adanya penertiban besar-besaran, PMA akan patuh dengan aturan yang ada di Indonesia. Itu dilakukan untuk menjaga kewibawaan pemerintah, khususnya bangsa Indonesia.

"Tidak pantas juga bila ada wajib pajak yang berleha-leha dengan tidak membayar pajak. Sebab hal itu menurunkan kewibawaan bangsa, sedangkan yang lain patuh dengan pajak," katanya.

Sejak awal, pemerintah menyatakan bersikap terbuka dan ingin mengundang investor asing. Namun pihaknya menegaskan, mereka juga harus mematuhi peraturan. Bambang khawatir, timbul rasa ketidakadilan dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mayoritas tertib bayar pajak. "Mekanismenya kami panggil dan sebelumnya kami imbau. Sebab kita sudah punya daftar PMA yang tidak membayar pajak," katanya.

Untuk itu, Ditjen Pajak bakal berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menertibkan PMA yang banyak menunggak pajak. Jika perlu, kata dia, akan diusir. Meskipun Bambang belum tahu pasti jumlah kerugian akibat penunggak pajak asing itu. “Saya belum tahu persis, karena jumlahnya banyak dan sampai puluhan tahun.”

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

2 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

2 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.

Baca Selengkapnya

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

2 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

3 hari lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

3 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

3 hari lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Bea Cukai Soal 9 Mobil Mewah Kenneth Koh Disegel, Tidak Direekspor

3 hari lalu

Penjelasan Bea Cukai Soal 9 Mobil Mewah Kenneth Koh Disegel, Tidak Direekspor

Sampai Mei 2024, importir 9 mobil mewah itu belum melunasi dendanya, yang telah mencapai Rp11,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

3 hari lalu

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

Kepala Bea Cukai Purwakarta Effendy Rahmady dituduh melaporkan hartanya dengan tidak benar dalam LHKPN. Apa yang membuatnya diberhentikan Kemenkeu?

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

5 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya