Kata BI, Arus Modal Mulai Kembali ke Indonesia
Editor
Efri NP Ritonga
Jumat, 23 Oktober 2015 23:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia optimistis neraca pembayaran Indonesia akan kembali surplus dalam beberapa bulan ke depan. "Ini karena current account (neraca berjalan) kita semakin membaik dan stabil, maka neraca modal juga akan mengikuti, " ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, saat ditemui di kompleks Gedung BI, Jumat 23 Oktober 2015.
Hal ini menurut Mirza juga didukung dengan adanya peningkatan arus modal ke dalam negeri. Ini dikarenakan neraca modal terdiri dari beberapa unsur, yaitu pinjaman luar negeri, kepemilikan modal asing, dan portfolio inflow.
Beberapa waktu lalu, neraca pembayaran Indonesia sempat defisit. Hal ini menurut Mirza disebabkan oleh adanya arus modal keluar dan kondisi makro ekonomi yang memburuk. "Jadi ketika kondisi kita membaik, nanti modalnya masuk lagi, memang begitu, " katanya.
Adanya pernyataan dari Bank Sentral Uni Eropa beberapa waktu lalu yang ingin memperlonggar kebijakan moneternya, juga membuat nilai euro melemah. Sebaliknya, nilai tukar mata uang negara berkembang termasuk rupiah menguat karena peningkatan aliran modal masuk ke dalam negeri.
Meski demikian, Mirza mengatakan kondisi di AS, khususnya terkait dengan kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) yang ingin menaikkan tingkat suku bunganya harus tetap diwaspadai. "Suka tidak suka, dolar itu paling disukai untuk investasi dan perdagangan. ,Sehingga kebijakan mereka berdampak ke seluruh dunia, " katanya.
Mirza menyebut Indonesia sebagai negara yang tingkat ketergantungannya terhadap aliran modal di neraca pembayaran sangat besar. "Itu seperti kredit dari luar negeri, beli SBN (Surat Berharga Negara), atau beli saham, " ujarnya. Sehingga, itu semua kemudian berpengaruh pada stabilitas nilai tukar rupiah.
Karena itu, BI senantiasa memperhatikan kebijakan moneter AS, meskipun kondisi makro ekonomi Indonesia sudah mulai membaik. "Makanya Bank Indonesia bilang sudah ada pelonggaran di ruang moneter kita, tetapi tetap perlu mewaspadai faktor eksternal, " katanya.
GHOIDA RAHMAH
Baca juga:
Dewie Limpo Terjerat Suap: Inilah 7 Fakta Mencengangkan
Skandal Suap: Terkuak, Ini Cara Dewie Limpo Bujuk Menteri