Perumusan Perpres Tata Kelola Gas Masih Alot  

Reporter

Jumat, 23 Oktober 2015 09:44 WIB

Pekerja memeriksa pipa gas untuk proyek infrastruktur energi di gudang penyimpanan Pertamina Gas (Pertagas) di Medan, Sumatera Utara, 24 Juni 2015. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral saat ini belum berani menargetkan kapan aturan tata kelola gas selesai dirumuskan. Pembahasan nyaris buntu lantaran pemerintah dan pengusaha masih berbeda pandangan.

Direktur Pembinaan Program Migas Agus Cahyono Adi mengatakan perbedaan tersebut terkait dengan rencana pemerintah membentuk badan penyangga gas. Beberapa pihak menolak keberadaan badan penyangga gas karena lembaga ini dianggap mendukung sistem monopoli.

Padahal, ucap Agus, badan penyangga hanya bertugas mengumpulkan gas dari semua lapangan untuk kebutuhan domestik. Nantinya badan ini menetapkan harga sesuai dengan daya beli golongan penerima gas, antara lain industri petrokimia, pupuk, pembangkit listrik, dan rumah tangga.

Dia menampik soal lembaganya telah menunjuk PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai badan penyangga gas. "Bisa saja nantinya dibentuk badan baru," ujar Agus di kantornya, Kamis, 22 September 2015.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi I.G.N. Wiratmadja menuturkan wacana badan penyangga gas bertujuan agar harga gas di sektor hilir bisa tertata. Dia menginginkan badan usaha bidang niaga gas tidak mematok margin seenaknya, yang berpotensi melonjakkan harga gas di tingkat konsumen (end user).

Soal lain adalah pembenahan trader gas yang tidak memiliki fasilitas. Kementerian, melalui beleid ini, berencana mewajibkan pembangunan infrastruktur gas bagi trader. Jika tidak kuat secara finansial, mereka diminta membentuk joint venture.

"Kalau cuma paper company, tidak akan menjadi prioritas (pemberian kuota niaga penyaluran gas)," kata Wiratmadja.

Sebagaimana diketahui, trader gas sampai saat ini masih diperbolehkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Gas Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri. Padahal trader sering dituding sebagai biang keladi melonjaknya harga gas.

ROBBY IRFANY




Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

16 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

16 Oktober 2023

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

MKementerian ESDM akan memberikan bantuan 600 ribu unit rice cooker secara gratis, apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

26 Juli 2023

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

Energi surya memiliki peran strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Selengkapnya

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

11 Februari 2023

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

Inilah 5 Provinsi Penghasil emas terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

11 Februari 2023

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

Kementerian ESDM terus mengembangkan sektor panas bumi untuk menurunkan efek rumah kaca.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

10 Februari 2023

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan larangan ekspor emas akan dilakukan secara bertahap.

Baca Selengkapnya

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

7 Februari 2023

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno meminta pemerintah realistis dengan target pembentukan ekosistem kendaraan listrik atau EV di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

6 Februari 2023

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menginginkan skema power wheeling tetap dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Enerbi Baru dan Terbarukan atau RUU EBT.

Baca Selengkapnya