Urbanisasi Dianggap Pendorong Ekonomi, Benarkah?

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 23 Oktober 2015 07:00 WIB

Petugas mengamati KTP pemudik yang baru kembali di terminal bus Cicaheum, Bandung, 3 Agustus 2014. Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kota Bandung menggelar operasi yustisi untuk mencegah peningkatan urbanisasi. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta-Upaya pemerintah menata kawasan perkotaan kini harus dilakukan dengan paradigma baru yang tidak lagi memandang urbanisasi sebagai sebuah masalah, tapi sebuah peluang dalam pembangunan.

Perspektif baru ini mutlak diperlukan guna menghasilkan kebijakan yang lebih responsif terhadap dampak yang ditimbulkan akibat masifnya urbanisasi. Wacana ini mengemuka dalam perhelatgan “Asia Pasific Regional Meeting Habitat III”, yang berlangsung mulai Rabu, 21 Oktober 2015 hingga Kamis, 22 Oktober 2015.

Pertemuan regional ini akan mendiskusikan masalah perkotaan di Asia Pasifik guna merumuskan agenda baru perkotaan yang akan dibahas pada Konferensi Habitat III di Quito, Ekuador, pada 2016.

Hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Taufik Widjoyono, dan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Andreas Suhono. Selain itu, hadir juga delegasi internasional, seperti Sekretaris Jenderal Habitat III Joan Clos dan Executive Secretary of United Nations Economics and Social Commission for Asia Pasific Shamsad Akhtar.

Rizal Ramli mengatakan Jakarta bisa menjadi representasi pengelolaan kawasan urban di Tanah Air. Menurut dia, penataan kawasan megapolitan ini berjalan lamban dalam merespons tingginya tingkat urbanisasi. “Kita baru menggalakkan pembangunan transportasi massal dua tahun terakhir, yang menimbulkan ketidaknyamanan penduduk kota. Namun semua ketidaknyamanan tersebut merupakan bagian dari transformasi Jakarta menuju kota yang lebih baik,” ujarnya.

Pemerintah pun harus membangun ekonomi lokal di pedesaan dan kawasan penyangga. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan yang berbeda, sesuai dengan kemampuan ekonomi dan budaya daerah masing-masing. Rizal mencontohkan, dana APBN harus lebih banyak dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur di daerah, yang memiliki pendapatan rendah, tapi memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang baik.

Sebaliknya, pemerintah harus mendorong lebih banyak keterlibatan swasta dalam pembangunan di kawasan yang telah memiliki pendapatan daerah tinggi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Taufik Widjoyono yakin pembangunan daerah pinggiran akan mampu mengurangi beban kota, mengingat sekitar 54 persen penduduk dunia kini tinggal di perkotaan, seperti tercantum dalam laporan World Urbaniztion Prospects yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Laporan tersebut juga memperkirakan jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan akan meningkat menjadi 66 persen pada 2050. “Ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk menangani urbanisasi, yakni menegakkan regulasi tentang rencana tata ruang, memiliki rencana pembiayaan supaya kota bisa membiayai dirinya sendiri, dan proses perencanaan urbanisasi yang lebih baik,” ujarnya.

Adapun Sekretaris Jenderal Habitat III Joan Clos menilai negara seperti Jepang, Korea, dan Cina bisa menjadi contoh sukses pengelolaan urbanisasi di kawasan Asia. Meskipun urbanisasi dilakukan secara spontan, ujarnya, tetapi pengelolaan yang baik terhadap urbanisasi mampu mendorong perbaikan ekonomi secara nasional. “Urbanisasi adalah pilar untuk pembangunan. Asia menjadi bukti hubungan erat sebab-akibat antara urbanisasi dan pembangunan. Kita bisa melihatnya dari Jepang setelah Perang Dunia II, Korea, dan Cina yang memimpin proses pembangunan yang sejak awal telah terkait dengan urbanisasi,” ujarnya.

Menurut Clos, urbanisasi yang masif dapat mengubah konstruksi sosial masyarakat dan sekaligus mempersiapkan lahan untuk terjadinya pembangunan. Karena itu, pengelolaan urbanisasi harus dilakukan dengan mengedepankan pendekatan sosial budaya yang sesuai dengan masing-masing daerah.


BISNIS


Berita terkait

Jumlah Pendatang Baru ke Jakarta Diperkirakan Turun Usai Lebaran 2024

19 hari lalu

Jumlah Pendatang Baru ke Jakarta Diperkirakan Turun Usai Lebaran 2024

Jumlah pendatang baru ke Jakarta diperkirakan akan turun usai Lebaran 2024 dibanding tahun-tahun sebelumnya. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

CSIS Tanggapi Pemikiran Cak Imin, Gibran dan Mahfud Md: Urbanisasi Itu Keniscayaan, Jangan Dilarang

23 Januari 2024

CSIS Tanggapi Pemikiran Cak Imin, Gibran dan Mahfud Md: Urbanisasi Itu Keniscayaan, Jangan Dilarang

Peneliti CSIS mengkritik pemikiran Cak Imin, Gibran, dan Mahfud Md mengenai urbanisasi dalam debat Cawapres.

Baca Selengkapnya

Janji Cak Imin Kucurkan Dana Desa Rp 5 M untuk Tekan Laju Urbanisasi

21 Januari 2024

Janji Cak Imin Kucurkan Dana Desa Rp 5 M untuk Tekan Laju Urbanisasi

Jika terpilih, Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berjanji akan menaikkan dana desa untuk menekan laju urbanisasi.

Baca Selengkapnya

Pakar UGM Paparkan Tantangan Pembangunan dan Potensi Urbanisasi IKN Nusantara

26 Oktober 2023

Pakar UGM Paparkan Tantangan Pembangunan dan Potensi Urbanisasi IKN Nusantara

Pengembangan konsep smart city di IKN Nusantara seharusnya layak huni dan cerdas bagi masyarakatnya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Gagas Kota Vertikal Terintegrasi untuk Cegah Potensi Urbanisasi IKN Nusantara

19 Oktober 2023

Mahasiswa UI Gagas Kota Vertikal Terintegrasi untuk Cegah Potensi Urbanisasi IKN Nusantara

Proyek ini berupa konsep kota vertikal untuk menangani potensi urbanisasi setelah pindahnya pusat pemerintahan ke IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Arsitektur Sedunia

2 Oktober 2023

Asal-usul Hari Arsitektur Sedunia

World Architecture Day atau Hari Arsitektur Sedunia diperingati tiap tahun pada Senin pekan awal Oktober

Baca Selengkapnya

80 Persen Pendatang Baru di Jakarta Berpendidikan SLTA ke Bawah

18 April 2023

80 Persen Pendatang Baru di Jakarta Berpendidikan SLTA ke Bawah

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta menyatakan 80 persen pendatang baru ke Ibu Kota berpendidikan SLTA ke bawah

Baca Selengkapnya

Jakarta Tetap Jadi Tujuan Ribuan Orang untuk Mencari Kerja Usai Lebaran

11 Mei 2022

Jakarta Tetap Jadi Tujuan Ribuan Orang untuk Mencari Kerja Usai Lebaran

Sejak era pemerintahan Gubernur Anies Baswedan, DKI Jakarta tak lagi menggelar operasi yustisi yang merazia para pendatang usai libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Surabaya Terapkan Operasi Yustisi Mencegah Lonjakan Arus Urbanisasi

6 Mei 2022

Surabaya Terapkan Operasi Yustisi Mencegah Lonjakan Arus Urbanisasi

Pemerintah Surabaya menerapkan operasi yustisi ke seluruh wilayah kecamatan setelah libur Lebaran usai guna mencegah melonjaknya urbanisasi.

Baca Selengkapnya

Kadin Yakin Ibu Kota Baru Bisa Bebas dari Masalah Urbanisasi, Bagaimana Caranya?

9 November 2021

Kadin Yakin Ibu Kota Baru Bisa Bebas dari Masalah Urbanisasi, Bagaimana Caranya?

Kadin menilai teknologi digital akan menjadi syarat utama mentransformasikan ibu kota baru menjadi kota cerdas atau smart city.

Baca Selengkapnya