Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto meluapkan ekspresinya saat menang lomba balap karung pada acara "BUMN Hadir Untuk Negeri" di Kota Pekanbaru, Riau, 16 Agustus 2015. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Tbk Dwi Soetjipto mengklaim total kerugian perusahaan ini akibat kebijakan harga bahan bakar minyak tinggal Rp 10 triliun. "Sudah satu persen di bawah keekonomian, kemungkinan akan semakin surut," kata dia di kantor Pertamina Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2015.
Sebelumnya, Kepala Humas PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mengatakan, hingga Agustus 2015, kerugian yang ditanggung perseroan mencapai Rp 15 triliun.
Wianda mengungkapkan bahwa kerugian tersebut akan ditanggung pemerintah pada akhir tahun. Bahkan pemerintah juga sudah meminta BPK untuk mengaudit. “Kami sangat senang akan hal tersebut karena nantinya kami akan punya referensi angka yang jelas,” ujarnya
“Berapa besar yang akan ditanggung pemerintah, kejelasan itu sudah cukup bagi kami untuk juga bisa mendapatkan kepastian bagaimana selisih yang selama ini ada di Pertamina,” tutur Wianda.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan pemerintah tak menerapkan skema pasar murni dan tetap menentukan harga jual premium serta solar. Karena itu, pemerintah berkomitmen akan menanggung kerugian Pertamina akibat intervensi tersebut. "Pertamina enggak boleh rugi," ucapnya.
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.