Agus Marto: Fluktuasi Rupiah Tak Terlalu Buruk  

Reporter

Rabu, 21 Oktober 2015 13:56 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo memeriahkan HUT Kemerdekaan RI dengan berpakaian ala penyanyi rap di kantor Bank Indonesia, Jakarta, 7 Agustus 2015. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terus bergejolak dalam beberapa hari terakhir. Setelah sempat menguat ke posisi 13.200 per dolar Amerika Serikat enam hari lalu, rupiah kini kembali jatuh ke kisaran 13.700 per dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai hal itu tak perlu dikhawatirkan. “Kalau sekarang fluktuasi kita di bawah 10 persen, itu bukan fluktuasi yang terlalu buruk. Artinya, secara umum, masih bisa diterima," ucap Agus di sela-sela acara Trade Expo Indonesia di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2015.

Bahkan, menurut Agus, pergerakan rupiah masih lebih baik dibanding negara-negara lain. "Lihat kondisi Brasil, Turki, Afrika Selatan, atau Rusia. Itu kan jauh lebih tinggi volatilitasnya," ujar Agus.

Agus menilai pergerakan nilai tukar rupiah saat ini bukan hanya cerminan kondisi fundamental perekonomian Indonesia, tapi juga dipengaruhi kondisi global. Faktor eksternal yang berpengaruh, tutur Agus, antara lain perkembangan ekonomi Cina. Seperti diketahui, pada kuartal ketiga 2015, pertumbuhan ekonomi Cina hanya 6,9 persen. Angka ini merupakan yang terendah sejak krisis 2009.

Selain itu, dunia masih berspekulasi soal suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve atau The Fed). Keputusan mereka yang batal menaikkan suku bunga acuan (Fed's Rate) pada September lalu memperpanjang spekulasi hingga awal 2016. “The Fed ini memberi dampak yang cukup besar juga setelah Cina,” kata Agus.

PINGIT ARIA




Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

9 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

10 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

17 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya