Pembakaran Lahan, Wilmar: Data Walhi Tidak Valid  

Reporter

Jumat, 16 Oktober 2015 16:50 WIB

Suasana Sungai Kahayan yang berselimut kabut asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2015. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menemukan bahwa dari Januari hingga September 2015, ada 16.334 titik panas (berdasarkan LAPAN) atau 24.086 (berdasarkan NASA FIRM) yang tersebar di lima provinsi yaitu Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan Riau. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan penghasil minyak sawit mentah (crude palm oil), Wilmar Group membantah tudingan keterlibatan mereka dalam pembakaran lahan yang menyebabkan bencana kabut asap di Sumatra dan Kalimantan.

Bantahan tersebut disampaikan terkait hasil temuan Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) mengenai 27 perusahaan perkebunan pembakar lahan. Walhi menyebutkan Wilmar sebagai dalang penggerak pembakaran lahan.

Walhi menyatakan sebagian besar titik api yang ditemukan berada dalam konsesi perusahaan Wilmar Group. Terutama di hutan tanaman industri (HTI) sebanyak 5669 titik api dan di perkebunan kelapa sawit sebanyak 9168.

Walhi menyatakan Wilmar berkontribusi besar atas terjadinya kebakaran hebat di 4 provinsi seperti Jambi, Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah .

Komisaris Wilmar Group, MP Tumanggor mengatakan data Walhi yang menyebutkan bahwa sebagian besar titik api penyebab asap berada dalam konsesi perusahaan Wilmar Group itu tidak benar dan asal ambil. "Semua data tak jelas itu hanya akan berujung pada pencemaran nama baik." katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 16 Oktober 2015.

Tumanggor mengatakan Wilmar memiliki kebijakan internal yang melarang keras pembakaran dan perusakan lahan dalam rangka pembukaan kebun. Wilmar sudah sering mengadakan sosialisasi terkait larangan tersebut di masyarakat yang bahkan melibatkan instansi pemerintah seperti dinas perkebunan, kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan TNI.

Tumanggor menambahkan, perusahaan sudah menyiapkan langkah strategis termasuk menempuh jalur hukum. "Paling tidak kami berharap Walhi mengajukan verifikasi dulu pada kami langsung sebelum mempublikasikan data yang tak jelas itu."

Corporate Secretary Wilmar Group, Johannes lantas membeberkan data perusahaan mereka di empat provinsi tersebut. Wilmar hanya memiliki total 13 perusahaan di 4 lokasi sumber utama kabut asap yang kini sudah menjadi bencana nasional itu.

"Kami punya 7 (perusahaan) di Kalteng, 4 di Sumsel, dan 2 di Riau. Di Jambi malah kami hanya punya pabrik kelapa sawit dan bukannya lahan.Data 27 perusahaan dari Walhi itu jelas tidak valid." kata Johannes sembari menunjukkan rincian 13 nama perusahaan Wilmar."

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

45 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

56 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

17 Februari 2024

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

Organisasi masyarakat sipil khawatir Prabowo-Gibran melanjutkan program Jokowi yang dinilai merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

17 Januari 2024

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

Berita terpopuler hari ini mencakup Faisal Basri yang menyebut Sri Mulyani paling siap mundur dari Kabinet Jokowi.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

28 November 2023

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

PT Astra Agro Lestari dikritik oleh kelompok lingkungan hidup WALHI.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

9 Oktober 2023

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia memberikan tanggapan kritis terhadap proyek Rempang Eco City dan konflik di Seruyan.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya