Boikot Produk Indonesia, Singapura Langgar Kedaulatan?

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 14 Oktober 2015 23:00 WIB

BEMISTOM yang merupakan kepanjangan dari Breast Milk Storage for Mom. Produk inovatif yang diciptakan oleh mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang merupakan tas penyimpan ASI dengan memanfaatkan kain serat bambu. SUMBER FOTO : http://www.uii.ac.id/ (KOMUNIKA ONLINE)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyebut Singapura melanggar kedaulatan Indonesia lantaran melakukan pemboikotan produk Indonesia secara langsung tanpa melakukan pendekatan terlebih dahulu ke pemerintahan Presiden Joko Widodo.


"Singapura yang mengirim surat peringatan kepada perusahaan asal Indonesia itu melanggar kedaulatan. Jangan dibiarkan," kata Said di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Selasa (14 Oktober 2015).


Surat peringatan itu sendiri soal pemboikotan produk asal Indonesia yang dianggap memiliki keterkaitan dengan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan. Akibat kebakaran itu, Singapura mendapati kiriman asap kebakaran itu.


"Apakah ada negara lain kirim surat langsung ke perusahaan dengan melangkahi birokrasi negara asal (Indonesia)? Perilaku itu tidak beradab. Pasti hal itu ada akibat panjang yang ditimbulkan," kata Said.


Menurut dia, pengiriman surat itu berpotensi memiliki dampak yang besar terhadap dunia ekonomi. Karena pemboikotan itu dapat mencemarkan nama perusahaan. Dampak yang lebih besar adalah akan terjadi pemutusan hubungan kerja karyawan secara besar-besaran dari suatu perusahaan.


Supermarket di Singapura sendiri banyak memboikot produk perusahaan yang diduga terlibat dalam pembakaran hutan Sumatera.


Diberitakan, sejumlah perusahaan ritel Singapura menurunkan semua produk salah satu produsen kertas asal Indonesia dari lemari dagangan mereka pada pekan lalu. Tidak sampai di situ saja, banyak produk dari Indonesia lainnya berangsur diboikot oleh Singapura.


Soal pemboikotan itu, Said mengatakan tindakan Singapura sebagai tindakan yang tergesa-gesa karena mereka tidak melakukan pengecekan secara intensif soal keterlibatan perusahaan-perusahaan Indonesia dalam karhutla.


"Menurut saya dicek dulu. Perusahaan jangan dijadikan kambing hitam. Apakah benar mereka terlibat sebaiknya dipastikan terlebih dahulu. Jangan terlalu terburu-buru untuk menghakimi, menuduh. Dilihat dulu sejauh mana keterlibatan dalam kebakaran itu jangan langsung menetapkannya jadi tersangka (dan langsung memboikotnya)," kata Said.

BISNIS

Berita terkait

Luhut Beberkan Modus Instansi Sulap Produk Impor Dikemas jadi Produk Dalam Negeri

57 hari lalu

Luhut Beberkan Modus Instansi Sulap Produk Impor Dikemas jadi Produk Dalam Negeri

Menteri Luhut membeberkan modus instansi kementerian dan lembaga yang menyulap produk impor dan dikemas agar tampak sebagai produk dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Sebut Transisi Energi untuk Jaga Daya Saing Produk Dalam Negeri

14 Januari 2024

Kementerian ESDM Sebut Transisi Energi untuk Jaga Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dadan Kusdiana menyebut transisi energi dilakukan untuk menjaga daya saing produk dalam negeri dengan negara lain.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Raih Penghargaan di Harvesting Ceremony Gernas BBI-BBW

21 November 2023

Pegadaian Raih Penghargaan di Harvesting Ceremony Gernas BBI-BBW

PT Pegadaian meraih penghargaan sebagai BUMN Tipe B dengan Peringkat III untuk Kategori Nilai Belanja Terbesar Business Marketing di ajang penganugerahan Harvesting Ceremony

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Etalase Fitofarmaka dan Obat Herbal Terstandar Dalam E-Katalog.

10 Oktober 2023

Kemenkes Buka Etalase Fitofarmaka dan Obat Herbal Terstandar Dalam E-Katalog.

Fitofarmaka merupakan produk dalam negeri yang penggunaannya diminta perlu ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Melindungi Produk Dalam Negeri

2 Oktober 2023

Melindungi Produk Dalam Negeri

kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menjadi salah satu langkah strategis untuk melindungi produk dalam negeri

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Minta Kementerian dan Lembaga Belanja Produk Dalam Negeri, Kemenkeu Gelar Temu Bisnis VI

3 Agustus 2023

Sri Mulyani Minta Kementerian dan Lembaga Belanja Produk Dalam Negeri, Kemenkeu Gelar Temu Bisnis VI

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan Temu Bisnis Tahap VI merupakan upaya memperkuat aksi afirmasi belanja produk dalam negeri di kementerian.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Ajak Pelajar Cintai Produk Dalam Negeri

26 Juli 2023

Mendag Zulkifli Hasan Ajak Pelajar Cintai Produk Dalam Negeri

Jika ingin menyerbu pasar dunia, maka kita harus bangga dengan budaya dan produk buatan Indonesia

Baca Selengkapnya

Batik, Jamu hingga Gentong Buatan Indonesia Bisa Dipatenkan dengan Merek Internasional

10 Juli 2023

Batik, Jamu hingga Gentong Buatan Indonesia Bisa Dipatenkan dengan Merek Internasional

Pemerintah membuka peluang bagi barang tradisional Indonesia seperti batik, jamu dan gentong untuk didaftarkan sebagai merek internasional.

Baca Selengkapnya

Eiger Klaim 81 Persen Produknya Buatan Dalam Negeri, 74 Persen Supplier dari UMKM

10 Mei 2023

Eiger Klaim 81 Persen Produknya Buatan Dalam Negeri, 74 Persen Supplier dari UMKM

Eiger klaim bahwa 81 persen produknya buatan dalam negeri dengan 74 persen supplier dari UMKM Indonesia

Baca Selengkapnya

Sejarah Eiger, Brand Lokal yang Produknya Berlabel 'Made in China'

3 Mei 2023

Sejarah Eiger, Brand Lokal yang Produknya Berlabel 'Made in China'

Brand lokal Eiger akhir-akhir ini cukup ramai karena produknya yang berlabel Made in China, berikut sejarah Eiger

Baca Selengkapnya