Diboikot Singapura, Sinar Mas: Nilainya Tak Seberapa

Reporter

Senin, 12 Oktober 2015 19:03 WIB

Kawasan distrik bisnis Singapura tampak diselimuti kabut asap terlihat dari tempat duduk penonton balap F1 GP Singapura di Singapura, 14 September 2015. ROSLAN RAHMAN/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta-Beberapa jaringan supermarket besar Singapura berhenti menjual tisu produksi Asia Pulp and Paper (APP) yang merupakan anak usaha Sinar Mas. Berapa kerugiannya? “Nilainya tak seberapa, tapi ini memberi citra yang sangat negatif,” kata Manager Director PT Sinar Mas Gandi Sulistiyanto di kantornya, Senin 12 Oktober 2015.

Beberapa negara yang paling banyak mengimpor kertas dan tisu dari Indonesia adalah Jepang, Cina, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Gandi khawatir, langkah Singapura akan diikuti negara lain yang mengimpor kertas dari dari Indonesia. Sebab, saat ini Indonesia adalah produsen kertas terbesar kedelapan di dunia. Tiap tahun, nilai ekspor kertas Indonesia mencapai sekitar US$ 5,6 miliar. Pukulan terhadap APP yang merupakan salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia dikhawatirkan berdampak buruk terhadap keseluruhan industri yang menyerap 2,1 juta tenaga kerja ini. “Kami minta pemerintah turun tangan agar masalah ini tidak meluas,” ujarnya.

Hingga saat ini, menurut Gandi, Sinar Mas telah berkoordinasi dengan Kementerian Kehutangan dan Lingkungan Hidup serta Kementerian Perindustrian untuk menangani masalah ini. Sinar Mas juga akan mengirim tim ke Singapura untuk melihat langkah apa yang dapat dilakukan sebagai tindak lanjut.

Sebelumnya, Dewan Lingkungan Singapura atau Singapore Environment Council (SEC) telah mencabut sertifikasi hijau milik Universal Sovereign Trading yang merupakan distributor eksklusif produk APP di Singapura. Tak hanya itu, SEC kemudian juga meminta 16 jaringan supermarket di Singapura untuk berhenti menjual produk APP dan empat perusahaan lain hingga selesainya penyelidikan soal penyebab kebakaran di wilayah konsesi masing-masing.

Seruan itu langsung ditaati oleh beberapa jaringan ritel besar negeri jiran. NTUC FairPrice, Sheng Siong dan Prime Supermarket langsung menurunkan tisu Paseo yang merupakan merek dagang APP dari rak mereka. Sementara Dairy Farm Group yang membawahi jaringan Guardian, 7-Eleven, Cold Storage dan Giant hanya akan menghabiskan stok mereka, lalu menghentikan pasokan setelahnya.

PINGIT ARIA

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, 6 Jalan Tol Fungsional Saat Mudik

33 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, 6 Jalan Tol Fungsional Saat Mudik

Berikut daftar pekerja yang berhak mendapat THR. Cek status magang dan honorer.

Baca Selengkapnya

Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

52 hari lalu

Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

Ekspor kertas A4 Indonesia ke Australia turun sejak pengenaan bea masuk anti dumping tersebut berlaku.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Pidana APP Group atau Grup Sinar Mas Dilayangkan ke KLHK

56 hari lalu

Laporan Dugaan Pidana APP Group atau Grup Sinar Mas Dilayangkan ke KLHK

Dua afiliasi APP Group (Grup Sinar Mas) dilaporkan dalam dugaan tindak pidana ke KLHK. Ditengarai menebang hutam alam dan menampung kayu ilegal.

Baca Selengkapnya

Eka Hospital Group Kerja Sama dengan Cedars Sinai Hospital

25 Agustus 2022

Eka Hospital Group Kerja Sama dengan Cedars Sinai Hospital

Dalam kerja sama akan ada transfer pengetahuan dan pengalaman

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Sinar Mas Akuisisi Perusahaan Batu Bara, Rencana Elon Musk

5 Mei 2022

Terpopuler Bisnis: Sinar Mas Akuisisi Perusahaan Batu Bara, Rencana Elon Musk

Berita terpopuler bisnis kemarin dimulai dari Grup Sinar Mas yang resmi mengkuisisi perusahaan tambang batu bara Australia senilai Rp 17,37 triliun.

Baca Selengkapnya

Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

14 Februari 2020

Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

Bahan baku industri kertas akan mulai langka pada Maret 2020, sehingga harganya menjadi sangat tidak kompetitif.

Baca Selengkapnya

Hadapi Kemarau, PT APP Sinarmas Gelontorkan USD 100 Juta

30 Juli 2019

Hadapi Kemarau, PT APP Sinarmas Gelontorkan USD 100 Juta

PT. Asia Pulp and Paper Sinarmas menggelontorkan dana hingga USD100 juta untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan dan hutan selama kemarau.

Baca Selengkapnya

Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

18 Juni 2019

Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

Setidaknya ada empat kasus impor limbah sampah plastik ke Tanah Air sejak Januari 2018 hingga Juni 2019.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

17 Juni 2019

Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan melakukan tiga langkah utama untuk mencegah masuknya sampah plastik dari negara lain ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

17 Juni 2019

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

Temuan penyelundupan sampah plastik dalam impor kertas bekas membuat pemerintah memutuskan untuk memperketat impor kertas bekas.

Baca Selengkapnya