Gantikan Darmin Nasution, Muliaman D. Hadad Pimpin ISEI
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Jumat, 9 Oktober 2015 15:32 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad terpilih sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menggantikan Darmin Nasution. Pada Kongres ISEI XIX yang berlangsung di Surabaya pada 7-9 Oktober 2015, Muliaman bakal menjadi Ketua ISEI periode 2015-2018.
Menurut Muliaman, sebagai wadah para ekonom nasional, konsolidasi internal ISEI menjadi agenda penting. "Kami ingin menjadikan ISEI sebagai mitra bagi pemangku kepentingan, terutama dalam merumuskan pemikiran-pemikiran ekonomi, agar bisa dimanfaatkan secara relevan dan konstruktif," katanya di Hotel Bumi, Surabaya, Jumat, 9 Oktober 2015.
Mendorong sektor industri agar lebih berperan dalam memajukan perekonomian nasional, ucap dia, menjadi fokus perhatian ISEI saat ini. Muliaman melihat salah satu sumber kerawanan ekonomi yang diidentifikasi adalah lemahnya struktur industri. "Bagaimana ke depan kita bisa membangun sektor industri dari hulu ke hilir, sehingga ekonomi tumbuh cepat, bukannya meningkatkan impor yang lebih besar," ujarnya.
Muliaman menjelaskan, Indonesia harus membangun kemampuan industri dari hulu hingga hilir dengan cara derivasi. "Derivasi industri berbasis CPO dan batu bara yang akan memperkuat pada waktunya nanti. Kalau ini bisa dibangun di Indonesia, kita bisa keluar dari trap (jebakan) ini,” tuturnya.
ISEI menyarankan harus ada kemauan keras dari semua pihak, termasuk pihak swasta, keberpihakan yang jelas, dan komitmen yang besar. “Termasuk dengan menerapkan bea impor."
Sekretaris Umum ISEI demisioner, Aviliani, mengungkapkan perlunya dorongan bagi industri agar lebih berdaya saing ekspor. "Indonesia juga harus mulai meluaskan pasar baru, karena Tiongkok dan Asia sudah mulai tidak efektif. Alternatif yang patut dicoba adalah kawasan Timur Tengah dan Afrika Selatan, karena secara demografi pasarnya cukup potensial," katanya.
Dari hasil Kongres ISEI XIX itu, ucap dia, disimpulkan bahwa yang perlu dilakukan pemerintah saat ini adalah membangun kepercayaan pasar, agar paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan bisa efektif. "Untuk jangka pendek, market confidence harus dibangun terlebih dahulu, karena tanpanya akan percuma. Paket kebijakan yang dibuat tidak akan mendapat tanggapan pasar.”
ARTIKA RACHMI FARMITA