TEMPO.CO, Jakarta - Rilis soal inflasi dari Badan Pusat Statistik, yang mencatatkan laju inflasi pada September mengalami deflasi sebesar 0,05 persen, cukup memberi sentimen positif sehingga dapat mempertahankan laju IHSG di zona hijaunya. “Sementara itu, pergerakan rupiah berdasarkan Bank Indonesia juga dapat menguat,” kata analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, dalam siaran persnya, Jumat, 2 Oktober 2015.
Rilis inflasi dari Badan Pusat Statistik mencatatkan laju inflasi pada September lebih rendah, baik dibanding pada Agustus 2015 maupun September 2014. Pada Agustus lalu, terjadi inflasi 0,39 persen, sedangkan pada September 2014 inflasi sebesar 0,27 persen, dan pada 2013 deflasi sebesar 0,35 persen. Rilis tersebut sedikit-banyak membuat nilai tukar rupiah menguat meski tipis.
Penguatan rupiah yang hanya tipis, kata Reza, memperlihatkan mulai adanya aksi jual meskipun belum terlalu besar. Meski demikian, ia masih mengharapkan adanya penguatan pada laju rupiah. Namun, kata dia, tetap harus bisa disesuaikan dengan riil lapangan dan mencermati sentimen di pasar. Ia memprediksi laju rupiah di atas target support 14.685, yakni 14.685-14.645 (kurs tengah BI).
Reza menjelaskan, laju rupiah yang terpantau masih dapat melanjutkan penguatannya seiring dengan berlanjutnya kenaikan harga komoditas yang berpengaruh pada kembali melemahnya laju dolar AS. Ia mengatakan pelaku pasar memanfaatkan pelemahan tersebut untuk kembali masuk pada mata uang emerging market dan berimbas positif terhadap laju rupiah.
“Sementara sebelumnya harapan kami akan penguatan tertunda, kali ini kami masih mengharapkan laju tupiah dapat bergerak melanjutkan penguatan. Tetap mencermati sentimen di pasar,” katanya.
MAYA AYU PUSPITASARI
Berita terkait
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
13 jam lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
16 jam lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
3 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca Selengkapnya95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah
8 hari lalu
Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.
Baca SelengkapnyaTingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah
8 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
9 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
9 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca SelengkapnyaBos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku
9 hari lalu
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
10 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
10 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca Selengkapnya