Dituding Begal, Importir Garam: Menteri Jangan Asal Omong  

Reporter

Minggu, 27 September 2015 13:36 WIB

Garam bahan baku impor dari Australia. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surabaya - Importir garam membantah tudingan Menteri Kordinator Kemaritiman Rizal Ramli ihwal adanya begal impor yang merugikan petani garam. “Kami begal apanya? Kami ini membayar pajak dan kami tidak mematikan petani. Menteri jangan asal omong, jangan asal bicara,” kata General Manager PT Susanti Megah Tonny Winarko saat ditemui Tempo di Surabaya pekan lalu.

Menurut Rizal Ramli, akibat permainan importir yang menyalahgunakan kuota impor garam, garam petani menjadi tidak terserap. Tudingan itu lantas ditanggapi sinis oleh kalangan importir garam.

Tonny mengungkapkan pihaknya melakukan importasi garam industri guna melayani kebutuhan garam bagi industri aneka pangan. Industri aneka pangan membutuhkan garam dengan spesifikasi yang berbeda dengan produksi petani lokal. “Tapi untuk konsumsi industri aneka pangan belum bisa. Sekitar 80 persen bahan baku industri aneka pangan adalah garam. Kalau tidak bagus kualitasnya, cita rasanya bisa berbeda.

Sedangkan garam rakyat hanya cocok untuk konsumsi masyarakat, seperti garam meja. Sehingga pada mulanya PT Susanti Megah ialah perusahaan garam konsumsi beryodium. “Kami berdiri sejak tahun 1978. Dulu garam itu tidak ada harganya dengan visi meningkatkan tingkat kesejahteraan petani garam dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.

Tonny membantah tudingan rembesan garam impor industri tersebut ke pasar konsumsi masyarakat. Alasannya, mendapatkan kuota impor garam saja sudah sulit. “Kami tidak tahu kalau sampai ada yang merembes, tapi kami jelas tidak (melakukannya). Perusahaan mana yang komitmen dan mana yang tidak, itu akan kelihatan kok,” kata dia.

Izin yang berbelit dan kuota yang sempit, ujar Tonny, membuat importir garam tak main-main dengan izin yang telah diberikan. “Mendapat izin itu sulit, rapatnya berkali-kali di Kemendag maupun Kemenperin. Saking seringnya rapat, kami sampai kehabisan stok garam impor yang akan dipesan,” ujarnya.

Sebaliknya, pihaknya meminta pemerintah pusat agar membuktikan tudingan rembesan garam impor itu. “Pemerintah seharusnya punya tim di lapangan yang mengawasi langsung seperti apa laju garam impor,” kata dia.

PT Susanti Megah tahun ini menyatakan mendapat kuota impor garam industri sebesar 50.000 ton. Dari 50.000 ton garam industri kualitas utama itu, ia mengolahnya untuk menyuplai kurang lebih 25 klien perusahaan aneka pangan.

Kuota itu, kata dia, diberikan oleh pemerintah. Importir juga merencanakan impor garam industri juga atas pertimbangan dan permintaan dari klien-klien pembeli. “Seringkali kuotanya lebih kecil daripada jumlah impor yang kami ajukan,” katanya.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

3 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

5 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

6 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

52 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

59 hari lalu

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

1 Februari 2024

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

Ganjar Pranowo berjanji akan menjadikan Sulut sebagai pintu keluar masuk ekspor-impor dari wilayah utara Indonesia.

Baca Selengkapnya