TEMPO.CO, Singapura - Jin Liqun, presiden terpilih Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank-AIIB), menyatakan AIIB dibangun atas dasar kolaborasi yang baik antara perusahaan pelat merah dengan sektor swasta. Pihaknya akan mendorong peranan aktif sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur di Asia.
Menurut Jin, AIIB akan menjadi platform bagi perusahaan swasta yang akan berinvestasi di sektor infrastruktur. "Investasi di sektor infrastruktur adalah jangka panjang dan berisiko tinggi," ucap Jin pada jumpa pers penutupan AIIB Summit di Singapura, Sabtu, 19 September 2015.
Jin berjanji lembaganya akan memberikan kemudahan kepada perusahaan swasta yang berinvestasi di proyek infrastruktur. "Kami akan membantu proyek-proyek infrastruktur yang bankable," katanya.
Jin menegaskan bahwa AIIB tidak hanya memberikan pembiayaan untuk perusahaan di kawasan Asia saja. "Kami terbuka untuk pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan di luar Asia."
AIIB diresmikan pada 29 Juni 2015 di Balai Agung Rakyat, Beijing, Cina. Anggaran dasar pendirian Bank Investasi Infrastruktur Asia ini senilai US$ 100 miliar ditandatangani oleh 57 negara pendiri. Negara-negara Asia berkontribusi 75 persen dari total anggaran pendirian.
Survei Bank Indonesia: Penyaluran Kredit Baru Triwulan III 2023 95,4 Persen
20 Oktober 2023
Survei Bank Indonesia: Penyaluran Kredit Baru Triwulan III 2023 95,4 Persen
Survei Bank Indonesia menunjukkan penyaluran kredit baru pada triwulan III 2023 terindikasi meningkat. Hal ini tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 95,4 persen, lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 94 persen.