Menteri Bambang Papar Stimulus Fiskal Kementerian Keuangan  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 17 September 2015 20:44 WIB

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro berfoto bersama Direktur Utama Tempo Bambang Harimurti sebelum acara Indonesia Banking Award 2015 di Hotel Kempinsky, Jakarta, 17 September 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memaparkan stimulus-stimulus fiskal dari Kementeriannya yang masuk dalam paket kebijakan September I. Stimulus fiskal tersebut meliputi penyerapan anggaran, peningkatan daya beli dan insentif dunia usaha.

"Lebih bagus stimulus fiskal dikombinasi adanya fresh money dan kebijakan," ujar Bambang di kantornya, Jakarta, Kamis, 17 September 2015.

Untuk penyerapan anggaran, Bambang mengatakan, Kementerian membentuk tim evaluasi dan pengawasan realisasi anggaran, perbaikan pengadaan barang dan jasa, pencairan penyertaan modal negara, penyempurnaan skema kerja sama pemerintah swasta, dan implementasi tata kelola pemerintah yang lebih baik. "Targetnya, penyerapan anggaran sampai akhir tahun sebesar 94-96 persen," kata Bambang.

Adapun peningkatan daya beli, Bambang menjelaskan, akan difokuskan pada dana desa, peningkatan batas penghasilan tidak kena pajak, penghapusan kebijakan pajak penjualan atas barang mewah, dan kebijakan tambahan beras untuk masyarat miskin dua bulan.

Dana desa, menurut Bambang, digunakan untuk pembangunan 3 sampai 4 proyek. "Sifatnya swadaya, bisa untuk bangun jembatan, sanitasi, dan irigasi," ujarnya.

Peningkatan batas PTKP bertujuan menjaga daya beli masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan perekonomian. Sementara penghapusan PPnBM, menurut Bambang, mendorong masyarakat belanja di dalam negeri untuk mendorong sektor manufaktur yang sebelumnya sudah kena PPnBM. "Tambahan raskin dua bulan buat bulan ke-13 dan 14 kepada 15 juta masyarakat miskin menjelang akhir tahun," kata Bambang.

Di insentif dunia usaha, Kementerian mengeluarkan tax allowance, tax holiday, dana sawit, penugasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan program National Interest Account (NIA), insentif pajak bagi jasa kepelabuhan, sektor properti, industri galangan kapal, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat.
"Tax allowance intinya untuk dorong industri yang serap tenaga kerja," ucapnya.

Sejauh ini, menurut Bambang, ada salah pemahaman bahwa tax holiday hanya untuk investor asing. Padahal, insentif itu juga ditujukan kepada investor domestik.

Yang diperhatikan pemerintah, Bambang menambahkan, adalah invetasi yang seluruhnya dilakukan di Indonesia, terutama di sektor-sektor strategis. "Dari empat tax holiday, tiga di antaranya penanaman modal dalam negeri dan satu penanaman modal asing," ujar mantan Wakil Menteri Keuangan itu.

Bambang mengatakan Kementerian juga mengeluarkan kebijakan lainnya seperti penambahan bebas visa, insentif pajak berdasarkan debt to equity, optimalisasi bongkar muat barang (dwelling time), dan hilirisasi mineral. Untuk hilirisasi mineral, ucapnya, difokuskan kepada konsentrat tembaga. Musababnya, ada kandungan metal yang langka dan harganya luar biasa. "Kami sudah buat PP mengenai PPN yang tidak dipungut atas Anode Slime," ujarnya.

Dengan adanya stimulus fiskal untuk jangak pendek ini diharapkan dapat menjaga perekonomian Indonesia dari kondisi global yang tidak pasti.

Bambang mencontohkannya dengan penantian menunggul hasil dari pertemuan The Federal Open Market Committee. Pertemuan tersebut akan menentukan naik atau tidaknya suku bunga acuan Amerika Serikat. "Intinya kita ingin bertahan dalam kondisi ketidakpastian," kata Bambang.

SINGGIH SOARES







Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

5 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

9 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

10 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

11 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Laba JPMorgan Chase Pada Triwulan pertama 2024 Rp 216,3 Triliun, Ini Profil Perusahaan yang Berdiri Sejak 1872

20 hari lalu

Laba JPMorgan Chase Pada Triwulan pertama 2024 Rp 216,3 Triliun, Ini Profil Perusahaan yang Berdiri Sejak 1872

Berikut profil JPMorgan Chase yang alami kenaikan 6 persen dalam triwulan pertama 2024 setara Rp 216,3 triliun. Usia perusahaan ini sudah 152 tahun.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

31 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

42 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

51 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya