TEMPO.CO, Washington - The Federal Reserve (The Fed) memulai pertemuan rutin untuk menentukan tingkat suku bunga acuan The Fed (Fed's Rate) yang baru. Hasil dari pertemuan yang dimulai Rabu hingga Kamis, 16-17 September 2015, waktu setempat ini akan menentukan perkembangan pasar dunia ke depan.
Organization for Economic Cooperation Development (OECD) memperkirakan kenaikan suku bunga akan menghentikan pertumbuhan di pasar berkembang. "Ekonomi pasar berkembang rentan terhadap kenaikan suku bunga, juga perlambatan ekonomi Cina. Hal ini dapat menimbulkan goncangan finansial dan ekonomi," kata Kepala Ekonom OECD Catherine L. Mann, seperti dilansir Xinhua.
Ia juga memperkirakan The Fed akan condong menaikkan suku bunga. Kenaikan ini penting untuk mendukung perekonomian Amerika Serikat, yang diprediksi akan berkembang 2,4 persen pada 2015 dan meningkat 2,6 persen setahun berikutnya. Suku bunga tinggi dapat menarik investor untuk menanamkan modal mereka.
Sayang, banyaknya investasi yang masuk ke AS justru bakal menyedot aliran modal ke pasar-pasar berkembang. "Ada risiko yang terbentuk dari tingginya pergerakan pasar finansial global, juga melorotnya prospek pertumbuhan ekonomi yang tengah berkembang," kata Direktur Prospek Pengembangan Bank Dunia Ayhan Kose.
Hal ini juga telah disampaikan dalam laporan riset Bank Dunia pada awal pekan ini. Lonjakan 100 basis poin pada produksi jangka panjang AS dapat mengurangi agregat aliran modal ke pasar berkembang hingga 2,2 persen dari total produk domestik bruto pasar. "Risiko pasar berkembang seperti ini dapat mempengaruhi aliran modal ke banyak negara," ucapnya.
Selama ini, tingkat investasi yang rendah di AS berkebalikan dengan lapangan pekerjaan dan konsumsi rumah tangga yang terus menanjak. The Fed diperkirakan akan menyampaikan keputusan kebijakan baru mereka pada Kamis, 17 September 2015, waktu setempat. Kenaikan suku bunga terakhir kali dilakukan negara ini pada 2008 untuk mengatasi krisis finansial.