Rupiah Melemah, Lelang Obligasi Negara Sepi Peminat  

Reporter

Minggu, 13 September 2015 17:32 WIB

Gedung Kementerian Keuangan Republik Indonesia. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Analis Reza Priyambada menilai lelang obligasi negara yang sudah dilaksanakan pemerintah sepi peminat. Hal itu bisa dilihat dari berkurangnya jumlah permintaan yang masuk dan yang dimenangi pemerintah. "Pemerintah hanya menerima penawaran empat seri SUN (surat utang negara) senilai Rp 216 miliar," kata Reza dalam rilis yang diterima Tempo, Ahad, 13 September 2015.

Analis dari NH Korindo Securities itu menyebutkan penawaran yang masuk dari investor meliputi seri FR0030 sejumlah Rp 55 miliar, FR0060 Rp 45 miliar, FR0028 Rp 111 miliar, dan FR0038 Rp 5 miliar. Padahal, ucap dia, dalam lelang tersebut, terbuka kesempatan bagi peserta untuk menukarkan enam seri SUN. "Pemerintah hanya menyerap satu seri, yaitu FR0030 senilai Rp 55 miliar. Surat utang itu jatuh tempo pada 15 Mei 2016," ujar Reza.

Kamis, 10 September 2015, Kementerian Keuangan melakukan lelang pembelian kembali obligasi negara dengan cara penukaran (debt switch), yaitu menggunakan fasilitas Ministry of Finance Dealing System (MOFiDS). Peserta lelang menawarkan empat seri obligasi negara dari enam seri yang ditawarkan pemerintah. Jumlah nominal penawaran yang disampaikan peserta lelang sebesar Rp 216 miliar.

Reza menganggap kurangnya permintaan yang masuk pada dua kali lelang menunjukkan masih negatifnya sentimen di pasar obligasi. Di sisi lain, sentimen dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih menjadi penahan laju pasar obligasi. Imbasnya, aksi jual dari para pelaku pasar masih terjadi.

Ia memprediksi, pada pekan ini, pasar obligasi kian volatile. "Rilis Bank Indonesia tampaknya akan berbarengan dengan keputusan The Fed soal suku bunga," tuturnya.

Lebih lanjut, pelemahan di pasar obligasi berpeluang terjadi lagi jika pelaku pasar kembali menahan posisi dan tidak mengurangi aksi jualnya. Meski demikian, Reza berharap pelemahan yang terjadi tidak terlalu dalam. Ia memprediksi laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang mulai ±70 hingga 97 basis point.

ADITYA BUDIMAN




Berita terkait

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

1 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

7 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

8 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

8 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

8 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

9 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

9 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

9 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya