Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, melihat keberangkatan kapal KM Awu yang membawa ribuan pemudik di Dermaga Surya, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, 24 Juli 2015. FULLY SYAFI
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan harga gas di dalam negeri termasuk tinggi dibanding yang diekspor. Padahal harga gas bumi di pasaran internasional sedang merosot mengikuti harga minyak dunia yang saat ini sekitar US$ 44 per barel.
"PT Krakatau Steel (industri baja) itu kan pakai gas. Kalau ngobrol dengan KS, harga gas yang dia dapat dari PGN lebih mahal dari pasokan internasional," ucap Jonan di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu, 12 September 2015.
Untuk menekan harga gas yang digunakan industri di dalam negeri, khususnya industri baja yang menjadi bahan baku kapal, ia mengusulkan agar harga gas di dalam negeri mengikuti patokan harga internasional. Sebab, harga yang mahal membuat industri perkapalan di dalam negeri kurang berdaya saing. Industri baja nasional yang memasok bahan baku untuk kapal juga terbebani. Akibatnya, biaya produksi dalam negeri pun kurang efisien.
Harga gas untuk industri baja di dalam negeri sekarang mencapai US$ 9,8 per mmbtu (million British thermal unit), padahal harga gas di pasar internasional rata-rata hanya US$ 7,6 per mmbtu. Sebelumnya, ia mengeluhkan harga avtur yang masih lebih mahal 20 persen daripada harga internasional. Pernyataan tersebut ia dapatkan dari laporan PT Angkasa Pura II.