Meski Ekonomi Melambat, BNI Genjot Kredit Sektor Konsumsi

Reporter

Jumat, 11 September 2015 14:26 WIB

Bank BNI 46. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Alih-alih meningkatkan porsi kredit produktifnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Manado justru membidik kredit konsumer. Tujuannya adalah menggenjot kredit di tengah perlambatan ekonomi.

Menurut Johnny R. Tampubolon, CEO BNI Wilayah Manado, sektor konsumer di Sulawesi Utara, terutama Manado, cukup potensial untuk digarap. Apalagi pertumbuhan ekonomi kawasan ini didorong tingginya pertumbuhan konsumsinya.

“Secara historis, proporsi kredit kami masih didominasi sektor produktif. Pada Agustus ini, sektor produktif tercatat naik, sedangkan sektor konsumsi malah negatif,” ujarnya di Manado, Jumat, 11 September 2015.

Mengutip data per Agustus 2015, penyaluran kredit tercatat tumbuh 102,10 persen jika dibandingkan dengan realisasi Desember 2014 (year-to-date). Jika dirinci, sektor produktif naik 7,48 persen pada Agustus dan konsumsi justru turun dibanding pada 2014.

Khusus untuk sektor konsumsi, pihaknya bakal menyasar produk kredit tanpa agunan (KTA) bagi nasabah BNI. Dia menilai nominal produk KTA memang tidak besar, tapi tingkat kredit bermasalahnya juga minim.

Pasalnya, Johnny menjelaskan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) mengalami kenaikan menjadi 2,6 persen per Agustus 2015. Padahal, sepanjang tahun lalu, rasio NPL tercatat sebesar 2,27 persen.

“Dulu, kami sangat bergantung pada sektor konsumsi dengan produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Tapi, sejak adanya kebijakan loan to value (LTV), porsinya tidak sebanyak sebelumnya,” ujarnya.

Untuk mencegah kenaikan NPL akibat situasi perlambatan ekonomi, Johnny memiliki beberapa strategi khusus, di antaranya terus menjalin komunikasi yang intensif dengan debitur. Hingga saat ini, BNI lebih fokus menjaga kualitas kredit dibanding menggenjot kreditnya.

“Ada beberapa nasabah yang terkena restrukturisasi atau schedule kembali kreditnya. Tapi, dari total debitur yang dimiliki BNI, hanya 1 persen yang terkena restrukturisasi,” katanya.

Bukan hanya itu, jumlah aset per Agustus 2015 mencapai Rp 6 triliun atau naik 2,4 persen year-to-date. “Untuk jumlah dana pihak, ketiga kami belum bisa beberkan. Tapi, jika dihitung secara akumulasi sejak 2014-Agustus 2015, kami negative growth,” tuturnya.

Pada saat yang sama, ia menjelaskan, rasio loan to deposit rate (LDR) masih berkisar 87 persen. Untuk mempertahankan loyalitas nasabah, BNI terus menggeber promosi e-channel, SMS banking, dan Internet banking.

Layanan tersebut, ujar dia, merupakan poin penting bagi BNI untuk meningkatkan kemudahan dan akses nasabah terhadap produk-produk perbankan yang dimilikinya.

BISNIS.COM

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

15 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

15 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

18 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

29 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

31 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

31 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

33 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya