Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menjadi narasumber diskusi yang membahas kebijakan pengelolaan BBM di Jakarta, 27 Desember 2014. Diskusi tersebut menyoroti rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas untuk menghapus BBM jenis Premium (RON 88) ke BBM RON 92 atau setara dengan pertamax agar APBN-P tidak selalu berubah tiap tahunnya. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Faisal Basri menyesalkan pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli yang menganggap pembangunan fasilitas cadangan BBM (storage) oleh PT Pertamina sia-sia.
Menurut Faisal, rencana tersebut sudah disusun melalui kajian yang mendalam. "Dewan Energi Nasional pun mendorong pembangunan storage. Kalau tiba-tiba Menko membatalkan, bakal jadi apa negeri ini?" ujar Faisal sebagaimana dikutip dalam blog pribadinya, Jumat, 11 September 2015. (Lihat Video : Adu Mulut Soal Token Listrik)
Sebagaimana diketahui Faisal pernah memimpin Tim Reformasi Tata Kelola Migas hingga pertengahan tahun lalu. Salah satu rekomendasi yang diajukan adalah pembangunan cadangan BBM.
Dalam dokumen rekomendasi, tim menyarankan pemerintah membangun dua cadangan, yakni untuk operasional dan cadangan strategis.
Tujuannya adalah meningkatkan ketahanan energi nasional. Selain itu, cadangan BBM juga dianggap berguna untuk membuat impor minyak efisien.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyambut rekomendasi tim dengan rencananya meningkatkan cadangan operasional BBM dari 18 menjadi 30 hari. Pertamina ditunjuk menjadi eksekutor rencana ini.
Berkaca dari kasus ini, Faisal menyarankan pemerintah menyatukan sikap dan rencana guna pemulihan ekonomi. "Jika praktek-praktek ala koboi terus berlangsung, betapa sia-sianya serangkaian upaya perbaikan yang sedang dilakukan," kata Sudirman.
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
19 hari lalu
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.