Alat Pemantau ISPU Rusak  

Reporter

Minggu, 6 September 2015 09:46 WIB

Sejumlah warga mengabadikan mesin Indeks Standar Polutan Udara (ISPU) yang menunjukkankualitas udara berstatus berbahaya bagi kesehatan manusia, di Pekanbaru, Riau (10/3). ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak menyatakan saat ini satu-satunya alat pemantau ISPU (indeks standar pencemaran udara) milik Pemerintah Kota Pontianak rusak sehingga tidak bisa digunakan untuk mengetahui kualitas ISPU di kota itu.

"Saat ini alat pemantau ISPU tersebut sedang diperbaiki di Singapura, sehingga untuk sementara kami melakukan pemantauan ISPU hanya dengan pandangan mata saja," kata Kepala Subbidang Pemantauan dan Penanggulangan Kerusakan lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak Rahmidiyani di Pontianak, Minggu, 6 September 2015.

Ia menjelaskan, meskipun alat pemantau ISPU rusak dan sedang diperbaiki, secara kasat mata kualitas ISPU saat ini bisa dikategorikan tidak sehat.

"Hal itu bisa dilihat dari tebalnya asap dan udara juga bercampur partikel-partikel sisa terbakarnya lahan," ucapnya.

Menurut dia, dalam mengatasi semakin tebalnya kabut asap, BLH Kota Pontianak secara rutin melakukan imbauan-imbauan kepada masyarakat kota tersebut dan sekitarnya agar tidak membakar apa pun, termasuk membakar sampah, karena hanya akan menambah semakin tebalnya kabut asap.

"Selain itu, kami membagikan masker secara gratis di beberapa titik perempatan jalan di Pontianak kepada para pengendara roda dua," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala BLH Kota Pontianak Multi Junto menyatakan saat ini kualitas ISPU sudah masuk kategori tidak sehat mulai pukul 24.00 hingga 07.00 WIB, sehingga masyarakat sebaiknya tidak keluar rumah kalau memang tidak perlu.

Ia mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitasnya di luar rumah. Kalaupun terpaksa keluar rumah, warga sebaiknya menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut.

"Lebih bagus lagi menggunakan masker yang basah sehingga bisa menyaring atau menahan partikel debu agar tidak masuk dalam saluran pernapasan," tutur Multi.

Menurut Multi, Pemkot Pontianak sudah menerbitkan Perwa Nomor 6 Tahun 2006 yang isinya, “Setiap penduduk tidak boleh membakar dalam bentuk apa pun, baik itu sampah maupun lainnya, karena Pemkot sudah punya mobil kebersihan.

Kesadaran masyarakat untuk tidak membakar sampah pada musim kemarau, kata Multi, masih kurang sehingga perlu ditingkatkan lagi. Sebab, dampak pembakaran sampah rumah tangga akan menambah semakin tebalnya kabut asap.



ANTARA




Advertising
Advertising

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Jejak Kota Pontianak Didirikan Sultan Syarif Abdurrahham Alkadrie pada 1771

23 Oktober 2023

Jejak Kota Pontianak Didirikan Sultan Syarif Abdurrahham Alkadrie pada 1771

Sejarah Kota Pontianak merentang sekitar 3 abad silam, dan dalam sejarahnya, kota ini dikenal dengan nama Pinyin (Kundian) oleh etnis Tionghoa.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya