ESDM Tegaskan Tak Ada Relaksasi Ekspor Mineral, Tapi...  

Reporter

Rabu, 2 September 2015 18:54 WIB

Menteri ESDM, Sudirman Said. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said membantah telah memberikan relaksasi ekspor mineral mentah. Alih-alih memberi relaksasi, dia ingin memberi stimulus kepada pengusaha yang membangun pabrik pengolahan dan permurnian.

"Itu sedang dikaji apa yang bisa diberikan kepada pengusaha yang bangun smelter, baik itu izin usaha yang dikaitkan dengan smelter maupun yang hanya membangun smelter sendiri," kata Sudirman di kompleks Istana Presiden, Rabu, 2 September 2015.


Baca: Siapa Mahasiswa UNS yang Lulus dengan IPK 4

Sebelumnya, dikabarkan pemerintah mempersyaratkan relaksasi ekspor untuk perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang membangun smelter dengan progress fisik mencapai 30 persen. Komoditas yang diekspor antara lain nikel dan bauksit. Ekspor juga wajib diawasi dengan instrumen letter of credit (L/C). Dengan cara ini, pemerintah juga hendak membantu perusahaan tambang yang sedang membangun smelter, tapi terganjal kondisi keuangan yang kembang kempis.

Pengusaha unit pemurnian dan pengolahan (smelter) mengancam akan menghentikan operasi jika pemerintah memberlakukan relaksasi atau pelonggaran larangan ekspor mineral. "Kebijakan relaksasi sangat aneh dan kontradiktif dengan komitmen pemerintah untuk hilirisasi," kata Jonatan Handojo, Business Development Growth Steel Group, kepada Tempo.

Simak: Heboh Tren Remaja Seksi, Cuma Berbaju Kantong Plastik Tipis!

Growth Steel adalah induk usaha PT Indoferro, operator smelter. Jonatan mengatakan smelter Indoferro mampu menghasilkan 125 ribu ton nickel pig iron (NPI) setiap tahun, dengan kapasitas terpasang 250 ribu ton. Jika ekspor berlaku, kata dia, otomatis pasokan pengolahan seret. "Begitu juga dengan 20 perusahaan smelter lainnya," ucapnya.

Jonatan mengaku kecewa saat mendengar salah seorang Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian memaparkan rencana pemerintah untuk merelaksasi ekspor mineral pada 27 Agustus lalu. Dia menilai pemerintah tidak konsisten dalam menerapkan aturan hilirisasi tambang. "Mereka beralasan relaksasi ekspor untuk menyelamatkan devisa negara," katanya.

Baca Juga: Dirut Pertamina Buka-Bukaan Soal Kerugian Rp 14,8 Triliun

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bambang Gatot Ariyono, mengaku masih mengkaji penerapan kebijakan ini. "Pemberlakuannya bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Opsi alternatifnya belum ada," kata dia.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

16 jam lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

3 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

5 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said Ajak Para Tokoh Bersatu Selesaikan Tantangan Pasca Pilpres 2024

6 hari lalu

Sudirman Said Ajak Para Tokoh Bersatu Selesaikan Tantangan Pasca Pilpres 2024

Setelah semua proses pilpres 2024 dan sidang sengketa di MK berakhir, kata dia, penting bagi para tokoh bangsa untuk berkumpul guna merumuskan solusi.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

9 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

21 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

22 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

22 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

23 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

24 hari lalu

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak menampik soal posisi Luhut yang tidak setuju.

Baca Selengkapnya