Rupiah Loyo, Investasi Industri Makanan-Minuman Tak Terpengaruh  

Reporter

Senin, 31 Agustus 2015 15:23 WIB

sxc.hu

TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan rupiah dinilai tidak berdampak signifikan pada realisasi investasi oleh investor asing, khususnya di sektor makanan dan minuman.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan-Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan investor lebih memperhatikan kepastian regulasi ketimbang manfaat yang diperoleh dari pelemahan rupiah.

“Kalau rupiah lemah jadi peluang investor asing, harusnya sih begitu. Tapi kenyataannya kok tidak ya. Asing itu lebih sensitif soal regulasi,” ucapnya.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di sektor makanan dan minuman sepanjang semester pertama 2015 merosot 25,6 persen menjadi Rp 23,4 triliun dibanding tahun sebelumnya. Padahal target awal Gapmmi untuk investasi pada tahun ini mencapai Rp 60 triliun.

“Jadi, kalau tahun ini bisa sama seperti tahun lalu, Rp 53 triliun, itu sudah bagus,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dari Rp 23,4 triliun raihan investasi pada semester pertama 2015, Rp 14 triliun dikontribusi oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN). Angka ini pada dasarnya merupakan loncatan yang cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 19 triliun untuk periode satu tahun. (Lihat Video: Rupiah Melemah Tenaga Kerja Aman Sampai Akhir Tahun, Rupiah Terus Melemah, Krisis Ekonomi 1998 Bisa Terulang, Industri Kecil Yang Terdampak Akibat Melemahnya Rupiah)

Namun, di sisi lain, penanaman modal asing turun drastis dengan nilai Rp 9 triliun. Mestinya, jika nilainya konservatif dari tahun lalu, setidaknya realisasi semester pertama ini mencapai setengah dari raihan tahun lalu yang nilainya Rp 34 triliun.

Menurut Adhi, jika menyeriusi perihal investasi di bidang makanan dan minuman, pemerintah mestinya segera memberikan kepastian dari beberapa regulasi yang masih mengganjal saat ini, seperti regulasi mengenai sumber daya air (SDA) dan jaminan produk halal.

“Hambatan dari sisi regulasi, seperti SDA, itu sangat menghambat, sehingga BKPM belum bisa memberi izin. Diharapkan, pemerintah bisa merespons untuk membuat aturan pengganti Undang-Undang SDA. Minggu lalu, saya pantau masih belum ada juga,” tuturnya.

Pekan lalu, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pada dasarnya, investor asing bisa memanfaatkan pelemahan rupiah untuk merealisasikan investasi di Tanah Air.

“Ini kesempatan, karena investasi di Indonesia jadi lebih murah. Terlebih industri makanan dan minuman tumbuh 8,46 persen pada semester pertama. Pertumbuhan yang tinggi itu masih bisa ditingkatkan lagi, mengingat pada waktu yang sama pada tahun lalu melebihi 10 persen,” ucapnya.

Menurut dia, target realisasi investasi makanan dan minuman belum perlu direvisi. Dia berujar, pihaknya tetap berupaya target tersebut bisa tercapai, mengingat realisasi pada semester pertama masih cukup baik, termasuk untuk PMDN.

BISNIS.COM

Berita terkait

Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

23 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

Bambang Soesatyo, mengungkapkan apresiasi terhadap rencana kerjasama antara PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (PT BAMS) dengan Singapore Food Industry.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

5 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

Bambang Soesatyo mendorong berkembangnya industri makanan dan minuman di tanah air.

Baca Selengkapnya

Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

8 Oktober 2023

Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mendorong pelaku industri bumbu masakan untuk berekspansi dan memasarkan produk-produknya di pasar global.

Baca Selengkapnya

Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

7 Oktober 2023

Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman berpotensi menjadi pemain kunci pasar global.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

17 Juli 2023

BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

BPS mencatat nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai US$ 17,15 miliar atau turun 19,40 persen dibandingkan Mei 2023 sebesar US$ 21,28 miliar.

Baca Selengkapnya

Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

19 Maret 2023

Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

Indonesia berpartisipasi sebagai official partner country pada pameran teknologi industri internasional Hannover Messe 2023.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

9 Maret 2023

Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

Istilah superfood pertama kali dibuat oleh industri makanan sehat

Baca Selengkapnya

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

8 September 2022

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

Food Ingredients Asia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Jadi Mesin Pertumbuhan Industri Nonmigas

7 September 2022

Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Jadi Mesin Pertumbuhan Industri Nonmigas

Industri makanan dan minuman tumbuh 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Alasan Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen

7 September 2022

Alasan Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen

Optimisme industri makanan dan minuman tumbuh 7 persen ditunjukkan dengan geliat kegiatan wisata masyarakat.

Baca Selengkapnya