Pemerintah Harus Dukung UMKM Jadi Penyelamat Ekonomi RI  

Reporter

Minggu, 30 Agustus 2015 11:13 WIB

Seorang pengunjung memilih kain batik Lasem, pada Finance & UMKM Expo di Semarang, Jateng, Jumat (25/5). ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) berharap pemerintah dapat memberikan perhatian khusus kepada sektor usaha kecil, mikro, dan menengah atau UMKM. Pasalnya, sektor UMKM dinilai dapat menyelamatkan perekonomian Indonesia.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan UMKM merupakan sektor usaha terbesar yang mampu menggerak daya struktur ekonomi Indonesia. "Dewa penyelamat saat ini adalah UMKM. UMKM merupakan sektor usaha terbesar pada kehidupan ekonomi di Indonesia sebesar 99 persen," ujarnya di Jakarta, Sabtu, 29 Agustus 2015.

Sektor UMKM dapat diandalkan menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia karena ketergantungannya terhadap mata uang asing, khususnya dolar Amerika Serikat, tidak besar. Menguatnya dolar AS ini membawa dampak yang besar bagi industri berbahan baku impor.

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini berbeda dengan tahun 1998 dan 2008. Pada krisis 1998, ucap dia, sektor UMKM menjadi penyelamat kondisi perekonomian di Indonesia karena tak terpengaruh oleh menguatnya dolar AS. Sektor UMKM saat itu menggunakan bahan baku dalam negeri karena tak banyak mengandalkan impor dan tidak banyak terkait dengan pembiayaan dari perbankan, sehingga tidak terdampak krisis.

Berbeda dengan kondisi pada 2008, saat nilai tukar rupiah mencapai 17 ribu per dolar AS, sektor komoditas menjadi penopang ekonomi Indonesia, sehingga pelemahan rupiah dan harga komoditas yang sedang menguat membuat ekspor Indonesia baik.

"Rp 17 ribu kita masih bisa survive, karena harga komoditas sedang booming, sehingga bisa men-generate kegiatan ekonomi di daerah-daerah yang memiliki sumber daya alam yang kita ekspor," ucap Enny.

Namun kondisi saat ini berbeda karena, sebelum nilai tukar rupiah mencapai 14 ribu per dolar AS, sektor UMKM sudah terkapar lantaran turunnya daya beli masyarakat.

Walaupun pemerintah sudah berusaha mengatasi krisis, seperti memberikan tax holiday dan tax allowance, hal itu hanya memberikan kontribusi sebesar 1 persen.

Padahal, melalui UMKM, dapat memberikan kontribusi gross domestic product (GDP) sebesar lebih 50 persen.

"Ini yang harus dipahami betul oleh pemerintah dan ditindaklanjuti dengan tindakan konkret untuk penyelamatan sektor riil kita," tutur Enny.

BISNIS.COM





Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

11 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

42 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

42 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

42 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

43 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

43 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

55 hari lalu

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

56 hari lalu

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

57 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya