Kata Menteri Amran Soal Penyebab Harga Komoditas Tinggi

Reporter

Selasa, 25 Agustus 2015 15:05 WIB

Pedagang cabai. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan harga komoditas tinggi bukan semata-mata karena pasokan kurang, tetapi karena penyebaran komoditas yang kurang merata.

"Tidak selamanya harga naik menjulang tinggi karena suplai kurang," katanya usai mengunjungi bazar produk pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin, 24 Agustus 2015.

Ia mengatakan selama ini sejumlah harga komoditas yang naik, seperti bawang merah dan cabai, dapat diatasi tanpa harus mengimpor. "Cabai, bawang, itu pasokannya ada, tapi tidak tersebar. Apa benar kita impor? Tidak. Harga beras naik di Februari 30 persen, tapi kita tidak impor. Orang yang tidak paham begitu harga naik di kepala ialah pasokan kurang," ujarnya.

Harga cabai yang berada di kisaran Rp 60.000 per kilogram atau lebih yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia seperti Jawa Timur maupun harga bawang merah yang sempat naik di kisaran Rp 30.000 pada Maret 2015 juga dapat distabilkan tanpa harus mengimpor. "Kita baru bekerja beberapa bulan, harga naik. Bawang merah, tapi berhasil tanpa impor," tuturnya.

Menurut dia, pengamat maupun masyarakat diharapkan dapat melihat persoalan kenaikan harga secara menyeluruh, bukan langsung menyimpulkan kenaikan harga karena pasokan yang kurang.

Untuk itu ia mengatakan dalam mendorong penyebaran komoditas dan ketersediaan pasokan, maka toko tani murah menjadi solusi ke depan.

"Kita buat solusi permanen. Setiap titik pasar strategis kita buat pasar tani," ujarnya.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengatakan produk pertanian selama ini dikuasai pedagang, sehingga margin harga kerap ditentukan pedagang.

"Ini kan kejadiannya kan dari tahun ke tahun. Jadi saya bilang saya langsung turun ke semua lokasi tempat usaha tani itu, produk hasil itu sudah dikuasai pedagang," ucapnya.

Dengan demikian, ujarnya, pemerintah seharusnya sejak awal mendorong jangan sampai harga terus-menerus diatur oleh pedagang.

"Kalau begini kan kalau (harga diatur) pedagang kan mau-maunya pedagang. Petani mengeluh terus. Pak, saya jual cabai Rp 17.000 per kilogram kok Bapak (pedagang) di sana bisa Rp 40.000 per kilogram, bisa Rp 55.000 per kilogram, Rp 56.000 per kilogram, saya (petani) jualnya hanya Rp 20.000 per kilogram, artinya menikmati untung itu pedagang," ujarnya.

Ia mengatakan selama ini pedagang mengambil keuntungan yang jauh lebih besar dibanding petani.

"Delta margin antara petani dengan delta margin pedagang itu lebih tinggi, lebih besar di pedagang. Ini yang harus kita benahi ke depan," ujarnya.

Untuk itu, ia mengatakan toko tani murah dapat diwujudkan sebagai solusi untuk menstabilkan harga serta menjadi media untuk mendorong transaksi normal dan rantai distribusi yang tidak terlalu panjang, sehingga harga itu tidak berbeda jauh antara petani dan pedagang.

"Toko tani murah diharapkan di semua provinsi, ada di daerah-daerah, pasar-pasar sentra menjadi perhatian," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

1 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

3 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

4 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

6 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

6 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

11 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

12 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

13 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

13 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya