Antisipasi El Nino, Kementan Siapkan Hujan Buatan

Reporter

Selasa, 25 Agustus 2015 13:54 WIB

Musim kemarau panjang membuat warga di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Banyumas terpaksa menggali Sungai Tajum untuk mencari air bersih, 12 Agustus 2015. (Aris Andrianto/Tempo)

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mengantisipasi kekeringan akibat kemarau dan El Nino, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai hari ini akan melakukan rekayasa hujan buatan di sejumlah wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tujuannya adalah untuk mengisi waduk, embung, dan sumur di daerah sentra pertanian padi di provinsi tersebut.

“Untuk menyelamatkan produksi pangan, pelaksanaan hujan buatan akan dimulai hari ini hingga 90 hari ke depan. Hari ini (hujan buatan) akan menyasar wilayah sepanjang Pulau Jawa dari titik Kota Bandung hingga Semarang,” kata Kepala UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dam Penerapan Teknologi (BPPT) Heru Widodo dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa, 25 Agustus 2015.

Heru menjelaskan proyek hujan buatan digagas Kementan bekerja sama dengan BPPT, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Menurut Heru, pihaknya menargetkan seluruh Pulau Jawa bisa menurunkan hujan buatan untuk meminimalkan dampak kekeringan panjang akibat El Nino. Target tersebut akan selesai hingga 90 hari ke depan karena puncak El Nino diperkirakan akan terjadi pada bulan September.

Ia mengatakan pelaksanaan hujan buatan pada Agustus di Pulau Jawa akan menjadi hal yang tidak mudah karena potensi pertumbuhan awan yang sangat sedikit akibat kombinasi musim kemarau dan El Nino. Untuk mengoptimalkan potensi hujan buatan, tim akan langsung menerbangkan pesawat penyemai awan segera setelah radar mendeteksi awan potensial.

Untuk menciptakan hujan buatan, tim mengerahkan satu pesawat angkut CN-295 milik TNI AU yang akan membawa 2,8 ton garam yang disebar di ketinggian di atas 10.000 meter.

Akibat El Nino, musim hujan di wilayah selatan dan timur Indonesia seperti NTT, Jawa, NTB, Lampung, Bali, dan Sulawesi Selatan mengalami kemunduran. Kondisi ini membuat wilayah-wilayah tersebut mengalami defisit air hingga 20 miliar meter kubik. "El Nino saat ini moderat menuju kuat dan diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun 2016. El Nino 2015 ini diperkirakan lebih kuat dibanding fenomena tahun 1997," kata Heru.

Jumlah sawah yang mengalami kekeringan makin meluas akibat musim kemarau dan El Nino. Hingga saat ini Kementan mencatat dari 200.000 hektar sawah yang terpapar kekeringan, sudah 30.000 hektar sawah mengalami gagal panen atau meningkat 70 persen dari posisi pada pertengahan Agustus.

RADITYA PRADIPTA

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

14 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

1 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

3 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

3 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

7 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

7 hari lalu

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024

Baca Selengkapnya

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

8 hari lalu

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

8 hari lalu

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

8 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

9 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya