Investor: Masih Banyak Masalah dalam Investasi Biomass  

Reporter

Senin, 24 Agustus 2015 05:09 WIB

Perkebunan kelapa sawit. REUTERS/Roni Bintang

TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Pengembangan Bisnis dan Sumber Daya Sewatama Stefanus Johan mengatakan investasi listrik energi terbarukan (biomass) sangat menggiurkan. "Tapi masih banyak kekurangannya yang menghalangi kami," ujarnya di Jakarta, Minggu, 23 Agustus 2015.

Menurutnya, kendala yang paling sering terjadi adalah sulitnya menjalin hubungan dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perusahaan kelapa sawit. Kedua perusahaan tersebut dinilainya emoh menjalin kerja sama mengembangkan energi terbarukan.

"Selain itu jarak antar PLN dengan tempat pengolahan limbah mayoritas saling berjauhan," katanya. Akibatnya para investor juga banyak yang menarik diri karena khawatir biaya operasional akan membengkak.

Masalah lain disebabkan dengan tidak adanya sistem tarif. Hingga kini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia belum merampungkan sistem tarif karena terkendala kurs mata uang.

"Awalnya, banyak asosiasi dan pengembang ingin keekonomisannya menggunakan dollar," ujar Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Tijnaldi. Tapi Peraturan Menteri Nomor 27 Tahun 2015 tersebut terhalang oleh Peraturan Bank Indonesia yang melarang transaksi Dollar Amerika Serikat di dalam negeri.

Tijnaldi mengatakan pihaknya akan terus mengatasi segala hambatan dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya biomass. "Selain baru kami gembar-gemborkan, masalah yang ada di lapangan memang dinamis," katanya.

Dia mengatakan, akan mempermudah proses perizinan tanpa perlu mengurus izin ke kementerian pusat atau PLN pusat. Pun, kalau ingin menjalin kerja sama dengan pengusaha sawit, para investor cukup dengan menghubungi asosiasi kepala sawit.

"Kami juga akan memberikan insentif kepada para pengusaha swasta (IPP) di sektor biomass ini," katanya. Insentif akan diberikan berupa pengurangan biaya operasional atau subsidi. Hal itu dilakukan karena PLN dan kementerian tak bisa mengambil semua pembangunan sumber listrik biomass.

"Selain itu perbankan juga lebih lunak memberikan pinjaman," katanya. Musababnya, selain risiko yang minim, barang investasi berupa limbah lebih bisa ditimbang perbankan untuk manajemen risikonya.

Tijnaldi mengatakan potensi biomas yang ada sekarang bisa mencapai 32 gigawatt. Adapun 10 komoditas yang dapat digunakan yaktu limbah kelapa sawit, padi, tebu, kayu, sampah perkotaan, karet, jagung, sekam, singkong, kelapa. "Untuk kelapa sawitnya saja sudah berpotensi 12,6 gigawatt dari 32 megawatt potensi keseluruhan," katanya.

Tijnaldi mengatakan pihaknya memiliki target pengembangan energi alternatif untuk menggantikan energi konvensional secara bertahap.

Pada tahun 2025 proporsi energi nasional akan diisi 48,8 gigawatt dari energi terbarukan atau 40 persen dari seluruh total energi nasional sebesar 115 gigawatt. Pun, target pengembangan listrik jangka pendek dan menengah 35 megawatt terus dikejar dari biomass.

ANDI RUSLI

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

16 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

18 hari lalu

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Energi Sedunia yang Jatuh Pada 22 Oktober

22 Oktober 2023

Kilas Balik Hari Energi Sedunia yang Jatuh Pada 22 Oktober

Hari Energi Sedunia menekankan betapa pentingnya energi terbarukan sebagai landasan utama untuk menjaga keberlanjutan dan sebagai prioritas strategis.

Baca Selengkapnya

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

16 Oktober 2023

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

MKementerian ESDM akan memberikan bantuan 600 ribu unit rice cooker secara gratis, apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Rumput Laut Bisa Menjadi Sumber Energi Alternatif

26 Juli 2023

Peneliti BRIN Sebut Rumput Laut Bisa Menjadi Sumber Energi Alternatif

Rumput laut belum dieksplorasi untuk menjadi energi biomassa.

Baca Selengkapnya

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

26 Juli 2023

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

Energi surya memiliki peran strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Minta Gelombang Laut Jadi Sumber Energi Untuk Diatur Dalam Raperda RUED

24 Mei 2023

DPRD DKI Minta Gelombang Laut Jadi Sumber Energi Untuk Diatur Dalam Raperda RUED

Dengan letak geografis Indonesia, seharusnya gelombang laut dapat dijadikan energi alternatif.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Dukung Energy Absolute Tanamkan Investasi di Indonesia

22 Mei 2023

Ketua MPR Dukung Energy Absolute Tanamkan Investasi di Indonesia

Salah satu kelebihan yang diusung oleh Energy Absolute adalah kemampuan fast charging.

Baca Selengkapnya