Cari SDM Top, Provinsi Ini Tebar 2.000 Beasiswa Lulusan SMA

Reporter

Editor

Zed abidien

Sabtu, 22 Agustus 2015 19:13 WIB

Beberapa karyawan PT Honda Prospect Motor, melakukan pemolesan bodi mobil di pabrik Honda, Karawang, Jawa Barat, Jumat (19/01). Foto Tempo/ Nickmatulhuda 20070119

TEMPO.CO, Palembang - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menyiapkan ribuan tenaga kerja terampil dalam menghadapi persaingan global lima tahun mendatang. Untuk memenuhi kebutuhan itu, sekitar 2.000 lulusan SMA mendapat biaya kuliah di sejumlah perguruan tinggi di sejumlah berbagai kota di Korea Selatan dan Cina.

Pemerintah provinsi menanggung seluruh biaya kuliah dan uang saku mahasiswa penerima beasiswa. "Kami sudah survei untuk memenuhi kebutuhan lima tahun mendatang," kata Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Alex Noerdin, Sabtu, 22 Agustus 2015.

Di sela acara launching program beasiswa ini, Alex membeberkan data, berdasar survei Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumsel, lima tahun mendatang daerah itu membutuhkan alumni perguruan tinggi dari 58 program studi.

Prodi itu meliputi administrasi bisnis, agribisnis, akuntansi, bahasa inggris, ekonomi Islam, geologi, ilmu kelautan, jurnalistik, kesehatan masyarakat, dokter, perhotelan, teknik listrik, dan mesin otomotif. Saat ini seluruh prodi tersebut sudah tersedia di perguruan tinggi mitra. "Prediksi kami mereka akan memenuhi kebutuhan SDM di kawasan ekonomi khusus dan tambang," ujar Alex.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Widodo mengatakan, untuk tahap awal Sebanyak 2000 siswa berprestasi dan kurang mampu bakal dikuliahkan oleh pemerintah provinsi Sumatera Selatan di sejumlah kampus. Tidak hanya menanggung seluruh beaya SPP, pemerintah juga akan memberi uang saku. Ia menjamin program kuliah gratis ini akan bermutu karena melibatkan perguruan tinggi ternama. "Bahkan tadi gubernur sudah MoU dengan perguruan dari Korea dan Cina," kata Widodo.

Pengamat sosial sekaligus guru besar Universitas Sriwijaya, Alfitri mengatakan kebijakan beasiswa yang dilakukan pemerintah provinsi Sumsel tepat untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja, terutama terkait adanya Masyarakat Ekonomi Asean, AFTA dan perdagangan bebas dunia. Menurutnya tanpa persiapan sedini mungkin, maka Sumsel tidak bakal memenuhi kebutuhan dunia kerja. "Jangan sampai Sumsel dibanjiri tenaga kerja asing," kata Alfitri.

PARLIZA HENDRAWAN

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

4 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

12 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

38 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

39 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

42 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

43 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

52 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

59 hari lalu

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya