Jokowi (tengah), didampingi menteri PU dan Perumahan Rakyat, Mochamad Basuki Hadimuljono (kanan), saat peresmian pengoperasian jalan tol Gempol-Pandaan, di Pandaan, Jawa Timur, 12 Juni 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo mengatakan dengan tingginya potensi kekuatan energi panas bumi untuk dijadikan energi terbarukan, jika diperlukan dibentuk BUMN khusus yang mengelola sumber energi ini.
"Potensi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin, apalagi informasi dari hasil penelitian berbagai pakar, potensi energi panas bumi ini mencapai 25 ribu megawatt (MW)," katanya saat membuka Indonesia Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi (EBTKE)-Conex 2015 di Jakarta, Rabu (19 Agustus 2015).
Menurut orang nomor satu di Indonesia ini, pemerintah saat ini memberikan perhatian khusus kepada energi baru dan terbarukan khususnya energi panas bumi. Apalagi potensinya sangat besar, mulai dari Sabang hingga Merauke.
Selain itu, masih dalam sambutannya, walaupun saat ini harga minyak bumi turun, para investor yang menanamkan modalnya tidak perlu khawatir. Sebab, bagaimana pun energi ini sekarang tidak lagi sebagai energi alternatif, tetapi sudah energi utama di tengah semakin tipisnya cadangan energi yang bersumber dari fosil seperti minyak bumi.
"Indonesia memiliki potensi baru dan terbarukan yang sangat besar. Kami yakin Indonesia bisa berdaulat energinya," ucapnya.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan target membangun 35 ribu Mega Watt diyakini akan tercapai. Asalkan, menurut dia, seluruh unsur mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat bisa memanfaatkan potensi ini. Bahkan, ia juga mengapresiasi kaum muda yang semakin peduli terhadap energi baru dan terbarukan.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
2 hari lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.