MEA, Kompetensi Kerja Lebih Diutamakan di Persaingan

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 14 Agustus 2015 22:00 WIB

Pekerja mengangkut uang rupiah di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, 12 Agustus 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan kalangan pengusaha di Ibu Kota menyetujui ide Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri untuk mengutamakan kompetensi pekerja.


Meski demikian, dia menuturkan baru sebagian pengusaha di Ibu Kota yang mengimplementasikan konsep tersebut kala merekrut karyawan baru.


"Sebagian pengusaha memang sudah mulai mengutamakan kompetensi pekerja dibandingkan melihat ijazah pendidikan formal. Kompetensi tinggi dibutuhkan agar tenaga kerja kita bisa bersaing dengan pekerja asing saat Masyarakat Ekonomi Asean diberlakukan," ujarnya, Kamis, 13 Agustus 2015


Dia mengatakan saat ini ada dua jenis tenaga kerja, yaitu administratif dan teknis. Menurutnya, konsep kompetensi kerja bisa diaplikasikan pada tenaga kerja teknis. Adapun, kata Sarman, perusahaan tetap membutuhkan ijazah kala merekrut tenaga kerja administratif.


"Sekarang ini nyatanya banyak sarjana yang tidak mempunyai skill bekerja. Di sisi lain, lulusan SMA justru bisa mengikuti ritme kerja sesuai tuntutan perusahaan. Nah. lulusan non-sarjana ini yang kami bidik agar mau memaksimalkan kompetensi," katanya.


Kebijakan untuk mengedepankan kompetensi pekerja tak hanya menjadi tanggung jawab pengusaha. Lebih dari itu, katanya, pemerintah harus mengambil peran penting agar konsep ini bisa direalisasikan oleh semua kalangan.


Salah satu langkah yang harus dilakukan Kementerian Tenaga Kerja adalah menyamakan standar kurikulum dan kompentensi yang harus dilalui oleh pekerja dan perusaahaan. Pemerintah juga wajib bekerja sama dengan lembaga sertifikasi kerja untuk merealisasikan konseo


"Standar kurikulum yang dimaksud, misalnya jenis mesin yang digunakan harus ada standarnya dan disesuaikan dengan realitas di lapangan. Jangan sampai pekerja sudah ikut uji kompetensi, ternyata berbeda dengan yang harus dia laksanakan di pabrik," paparnya.

BISNIS

Berita terkait

Kemnaker Awasi Pekerja Perempuan dan Anak di Perkebunan Sawit

29 Maret 2022

Kemnaker Awasi Pekerja Perempuan dan Anak di Perkebunan Sawit

Diperlukan beberapa hal untuk mewujudkan hubungan industrial yang kondusif pada sektor perkebunan kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

Studi: Pembelajaran Jarak Jauh Buat Anak Rentan Dipekerjakan

9 Juli 2020

Studi: Pembelajaran Jarak Jauh Buat Anak Rentan Dipekerjakan

Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan selama pandemi Covid-19 ternyata memiliki tantangan salah satunya adalah membuat anak rentan jadi pekerja anak.

Baca Selengkapnya

Disnaker Sumut: Pabrik Mancis yang Terbakar Gunakan Pekerja Anak

24 Juni 2019

Disnaker Sumut: Pabrik Mancis yang Terbakar Gunakan Pekerja Anak

Selain tidak berizin, pabrik mancis yang terbakar Jumat lalu juga terbukti mempekerjakan anak - anak di bawah umur.

Baca Selengkapnya

Menteri Yohana: Anak 0-18 Tahun Dilarang Bekerja, Alasannya...

23 April 2017

Menteri Yohana: Anak 0-18 Tahun Dilarang Bekerja, Alasannya...

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise menegaskan bahwa anak berusia 0-18 tahun dilarang bekerja.

Baca Selengkapnya

Muncikari Kerjakan Dua Remaja Depok di Warung Remang-remang

14 Februari 2017

Muncikari Kerjakan Dua Remaja Depok di Warung Remang-remang

Polres Depok menangkap muncikari Mami alias Heni dan Andika (27), yang menyekap dua anak remaja asal Depok untuk dijadikan pemandu lagu di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Bupati Dedi Mulyadi Beri Tajudin 'Cobek' Pekerjaan, Gajinya?  

24 Januari 2017

Bupati Dedi Mulyadi Beri Tajudin 'Cobek' Pekerjaan, Gajinya?  

Tajudin tak menyangka akan diberi pekerjaan oleh Dedi.

Baca Selengkapnya

Bebas, Tajudin Belum Ingin Berjualan Cobek Lagi  

15 Januari 2017

Bebas, Tajudin Belum Ingin Berjualan Cobek Lagi  

Tajudin baru bisa keluar penjara setelah dua hari vonis bebas yang diterimanya dari Pengadilan Negeri Tangerang.

Baca Selengkapnya

Kuli Bangunan Ikat Anak di Batu karena Tak Bisa Bayar Baby-Sitter  

23 Mei 2016

Kuli Bangunan Ikat Anak di Batu karena Tak Bisa Bayar Baby-Sitter  

Mereka tak mampu mengirim Shivani yang baru berusia 15 bulan ke tempat penitipan anak.

Baca Selengkapnya

Three in One Akan Dihapus karena Mengeksploitasi Anak

28 Maret 2016

Three in One Akan Dihapus karena Mengeksploitasi Anak

Anak dijadikan sumber nafkah orang tua dengan harga sewa Rp 200 ribu.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Beri Kemudahan Pekerja di Kawasan Ekonomi Khusu

18 Februari 2016

Pemerintah Beri Kemudahan Pekerja di Kawasan Ekonomi Khusu

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) berikan fasilitas dan kemudahan khusus untuk pekerja yang berada di delapan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK

Baca Selengkapnya