Lonjakan Harga Daging Sapi Tak Pengaruhi Inflasi di Yogya  

Reporter

Jumat, 14 Agustus 2015 14:05 WIB

Pedagang daging sapi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta Didik Purwadi mengatakan lonjakan harga daging sapi saat ini belum mempengaruhi tingkat inflasi di Yogyakarta.

"Gejolak harga daging sapi tak mempengaruhi inflasi, masih stabil pada angka 0,6, di bawah rata-rata nasional," ucapnya kepada Tempo, Kamis, 13 Agustus 2015.

Meski belum banyak berpengaruh pada inflasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah kabupaten/kota akan terus berkoordinasi. Sejauh ini, ujar Didik, pemerintah belum akan melakukan operasi pasar.

Laporan terakhir menyebutkan harga daging sapi bagian has (punggung) sebesar Rp 105 ribu per kilogram. "Kami harus hargai peternak yang sekarang menikmati hasil. Intervensi malah bisa merugikan dunia usaha," ujarnya.

Ketua Paguyuban Pengusaha Dagang Sapi Segoroyoso (PPDS) Kabupaten Bantul Ilham Akhmadi menuturkan pembatasan kuota impor sapi tidak memicu kelangkaan di Yogyakarta. Efek kelangkaan, kata dia, hanya menyebabkan harga daging sapi di DIY kini menjadi Rp110 ribu per kilogram.

Pasokan daging sapi dari peternak lokal di DIY, menurut Ilham, juga masih bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Setiap hari, ucap dia, pasar lokal di DIY membutuhkan suplai daging dari pemotongan sebanyak seratus sapi. "Sedangkan Jakarta dan sekitarnya butuh 2.000-3.000 ekor sapi setiap hari."

Menurut Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Ali Agus, kelangkaan daging sapi saat ini karena kebijakan pemerintah yang melakukan pembatasan kuota impor sapi hanya 50 ribu ekor.

Dia menuturkan pemerintah menggunakan data sapi lokal berdasarkan survei lima tahunan yang tidak akurat. "Selama lima tahun, populasi sapi lokal banyak mengalami perubahan," katanya.

Kondisi tersebut semakin diperparah dengan sistem distribusi tata niaga hewan ternak di Indonesia yang masih buruk. Ali berujar, populasi sapi di Indonesia memang besar, tapi lokasinya tersebar di banyak pulau.

Adapun konsentrasi konsumsi daging sapi nasional ada di Jakarta dan sekitarnya. Kondisi ini membuat pedagang lebih memilih sapi impor karena ternak lokal dari kawasan luar Jawa menjadi sangat mahal ketika dikirim ke pasar Jakarta.

Kesalahan lain, ucap Ali, pembatasan kuota impor sapi dilakukan pada kuartal ketiga menjelang hari raya Idul Adha. Dia memperkirakan saat ini mayoritas peternak lokal memilih tidak menjual sapi jantan untuk menunggu kenaikan harga saat mendekati perayaan Idul Adha. “Silakan cek di pasar-pasar lokal, pasti sulit menemukan sapi jantan dijual,” tuturnya.

PRIBADI WICAKSONO | ADDI MAWAHIBUN IDHOM




Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya