Buruh Minta Aturan Jaminan Hari Tua Direvisi

Reporter

Selasa, 11 Agustus 2015 17:27 WIB

Ratusan buruh dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten Bekasi berunjuk rasa di halaman gedung Pemerintah Kabupaten Bekasi, Cikarang, 30 Juli 2015. Mereka menuntut pemerintah dan pengusaha agar mengevaluasi sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3) agar kasus kecelakaan kerja tidak terulang lagi. Tempo/Adi Warsono

TEMPO.CO, Bandung - Ribuan buruh di Bandung menolak Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang jaminan hari tua (JHT). Menurut Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Barat, Roy Jinto, mereka meminta agar aturan itu segera direvisi.

Para buruh menggelar unjuk rasa yang diikuti sekitar 3.500 orang. Mereka adalah pengurus dan perwakilan Federasi Serikat Pekerja (FSP) Tekstil Sandang dan Kulit (TSK) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Sumedang, Kota Bandung, dan Sukabumi. Unjuk rasa digelar di depan kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kanwil Jawa Barat Bandung I, di Jalan P. Hasan Mustofa Nomor 39, Bandung, Selasa, 11 Agustus 2015.

Sambil mengibarkan poster, spanduk, baliho, bendera, dan atribut lainnya, massa berorasi menyuarakan tiga tuntutan. Pertama, menolak PP Nomor 46 Tahun 2015 tentang pencairan JHT. Kedua, meminta selama masa transisi Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) bagi pekerja yang mengundurkan diri/pensiun/PHK tetap mengacu kepada kepesertaan lima tahun masa tunggu satu bulan. Ketiga, menolak iuran pensiun sebesar 3 persen.

Roy melanjutkan, PP Nomor 46 tahun 2015 memuat aturan yang sangat merugikan buruh dan pekerja. Pasalnya, dalam PP tersebut, JHT baru bisa diambil setelah sepuluh tahun kepesertaan, setelah usia 65 tahun sebesar 10 persennya.

“Sampai saat ini jaminan hari tua tidak bisa dicairkan karena menunggu hasil revisi. Selama transisi itu kami meminta diberlakukan aturan lama. Selain itu kami minta jaminan hari tuanya dicairkan," kata Roy.

Menurut Roy, ini adalah aksi kedua. Pada 3 Juli 2013 mereka melakukan aksi di Jakarta. Pada aksi ini, Roy mengatakan, massa ingin bertemu Kakanwil BPJS Ketenagakerjaan Jawa Barat. Mereka ingin suara mereka didengarkan.

Mereka juga menuntut 90 persen JHT yang tidak mereka terima. “Yang kami dapat itu hanya 10 persen, yang 90 persen itu hilang, hilang, hilang dikorupsi oleh orang-orang yang sudah kaya. Kami buruh dapat apa?” tambah salah satu orator.

Untuk mengamankan aksi dan mengatur lalu lintas, pihak kepolisian menurunkan personel gabungan Polres dan Polsek Kota Bandung. Tumpukan massa di badan jalan menimbulkan kemacetan karena hanya satu jalur yang bisa digunakan. Diperkirakan, aksi akan berlangsung hingga sore hari.

ADE FITRIA NOLA | DWI RENJANI

Berita terkait

Konsep Dana Pensiun dalam P2SK Rugikan Kaum Buruh

4 hari lalu

Konsep Dana Pensiun dalam P2SK Rugikan Kaum Buruh

Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar menilai, UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), merugikan kaum buruh.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

7 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Dana Pensiun PT Bukit Asam, Kejati DKI Jakarta Kembali Tetapkan Satu Tersangka

8 hari lalu

Dugaan Korupsi Dana Pensiun PT Bukit Asam, Kejati DKI Jakarta Kembali Tetapkan Satu Tersangka

Total tersangka dugaan korupsi pengelolaan dana pensiun PT Bukit Asam yang telah ditahan oleh penyidik sebanyak enam orang.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Segini Harta Kekayaan dan Gaji Wakil Ketua KPK Itu

9 hari lalu

Alexander Marwata Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Segini Harta Kekayaan dan Gaji Wakil Ketua KPK Itu

Alexander Marwata mengaku tak ambil pusing dirinya dilaporkan Polda Metro Jaya. Ini harta kekayaan dan gajinya.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

17 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

22 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

27 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

53 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

4 Maret 2024

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

3 Maret 2024

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya