Selisih Kurs, PLN Rugi Bersih Rp 10,5 Triliun  

Reporter

Rabu, 29 Juli 2015 15:29 WIB

Perbaikan kabel saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) di Jakarta, minggu (30/8). Meski telah disetujui mendapatkan marjin usaha delapan persen tahun depan, PT PLN (Persero) tetap menginginkan kenaikan tarif dasar listrik. TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) mengalami rugi bersih Rp 10,5 triliun pada semester pertama 2015 atau turun Rp 25 triliun dibandingkan periode sama 2014 saat mencetak laba bersih Rp 14,5 triliun.

Sekretaris Perusahaan PLN Adi Supriono dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, 29 Juli 2015 mengatakan kerugian terutama karena rugi selisih kurs Rp 16,9 triliun pada semester pertama 2015 dibandingkan dengan laba kurs Rp 4,4 trilliun pada semester pertama 2014.

"Untuk mengurangi beban akibat mata uang rupiah terdepresiasi terhadap mata uang asing terutama dolar AS, perusahaan pada April 2015 telah melakukan transaksi lindung nilai atas sebagian kewajiban dan utang usaha valas," katanya.

Sementara laba operasi atau usaha PLN pada semester pertama 2015 sebesar Rp 24,7 triliun atau turun Rp 4,1 triliun (14,2 persen) dibanding periode sama 2014 sebesar Rp 28,8 triliun.

Padahal, menurut Adi, dari sisi penjualan listrik pada semester pertama 2015 mengalami kenaikan cukup signifikan, yakni Rp 15,5 triliun atau naik 18,1 persen menjadi Rp 101,3 triliun dibanding periode sama 2015 Rp 85,7 triliun.

Pertumbuhan pendapatan itu berasal dari kenaikan volume menjadi 99,4 Terra Watt hour (TWh) atau naik 1,8 persen dibanding dengan periode sama 2014 97,6 TWh dan kenaikan harga jual rata-rata dari Rp 878,44 menjadi Rp 1.018,87/kWh.

Jumlah pelanggan PLN pada akhir semester pertama 2015 tercatat 59,5 juta atau naik 6,82 persen dari periode sama 2014, yaitu 55,7 juta.

Kenaikan jumlah pelanggan itu meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dari 80,1 persen pada Juni 2014 menjadi 84 persen pada Juni 2015.

Adi juga mengatakan subsidi listrik pada semester pertama 2015 sebesar Rp 27,4 triliun atau turun Rp 30,3 triliun (52,5 persen) dibandingkan dengan semester pertama 2014 Rp 57,7 triliun.

Penurunan tersebut dikarenakan efisiensi biaya penyediaan tenaga listrik dan kenaikan tarif tenaga listrik pada beberapa golongan tarif.

Total pendapatan usaha pada semester pertama 2015 sebesar Rp 132,54 triliun atau lebih rendah Rp 14,5 triliun (turun 9,8 persen) dibandingkan dengan semester pertama 2014 sebesar Rp 147,01 triliun.

Beban usaha perusahaan juga turun Rp 10,4 triliun atau 8,8 persen menjadi Rp 107,8 triliun dibandingkan dengan periode sama 2014 sebesar Rp 118,2 triliun.

Penurunan itu karena substitusi penggunaan BBM dengan batubara atau energi lain yang lebih murah dan turunnya harga energi primer.

"Efisiensi terbesar dari berkurangnya biaya BBM, yaitu Rp 19,4 triliun atau 50,5 persen, sehingga pada semester pertama 2015 menjadi Rp 18,8 trilliun dari sebelumnya Rp 37,9 trilliun," kata Adi.

Sementara, biaya batubara naik Rp 2,1 triliun atau 10,2 persen menjadi Rp 22,4 triliun dan gas naik dari Rp 22,7 triliun menjadi 23,2 triliun.

Menurut Adi, aset per 30 Juni 2015 tercatat Rp 622,5 triliun atau naik 1,87 persen dibanding 31 Desember 2014 sebesar Rp 611,1 triliun.

Kenaikan aset itu terutama disebabkan jumlah aset tidak lancar mengalami peningkatan 2,1 persen menjadi Rp 536,8 triliun pada 30 Juni 2015 dari Rp 525,6 triliun pada 31 Desember 2014.

"Peningkatan ini disebabkan adanya investasi pada proyek-proyek yang masih terus berjalan, terutama pembangkit dan transmisi," kata Adi.




ANTARA

Berita terkait

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

10 hari lalu

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati mengatakan, bahwa sejak aksi damai pada 5 April 2024, perusahaan belum bisa memastikan kapan bakal melunasi gaji seribuan karyawan Indofarma.

Baca Selengkapnya

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

16 hari lalu

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.

Baca Selengkapnya

Tersedia SPKLU PLN di Sumatra Bikin Nyaman Mudik dengan Kendaraan Listrik

16 hari lalu

Tersedia SPKLU PLN di Sumatra Bikin Nyaman Mudik dengan Kendaraan Listrik

Kehadiran fasilitas SPKLU menjadi salah satu faktor penting dalam kelancaran arus mudik Lebaran tahun ini bagi kendaraan listrik

Baca Selengkapnya

PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!

19 hari lalu

PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!

PLN telah menyiagakan 1.299 unit SPKLU yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Khusus momen mudik tahun ini, PLN juga menyiagakan petugas yang berjaga 24 jam untuk membantu para pemudik

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

24 hari lalu

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

PT PLN (Persero) telah menyiapkan 76 SPKLU di 30 lokasi di Bali untuk mendukung mobilitas kendaraan listrik selama periode Lebaran tahun 2024.

Baca Selengkapnya

PLN Siagakan 1.124 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum untuk Mudik 2024

31 hari lalu

PLN Siagakan 1.124 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum untuk Mudik 2024

PLN juga mengerahkan 3.504 pegawai yang akan stand by selama 24 jam nonstop di SPKLU.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Ketetapan Pemerintah: Tarif Listrik Tidak Naik

31 hari lalu

PLN Dukung Ketetapan Pemerintah: Tarif Listrik Tidak Naik

Berbagai upaya efisiensi dan digitalisasi yang telah dilakukan PLN menjadi kunci dalam mewujudkan komitmen ini.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Kepengurusan Forum Manajemen Risiko BUMN 2024-2027

31 hari lalu

PLN Dukung Kepengurusan Forum Manajemen Risiko BUMN 2024-2027

Kepengurusan Forum Manajemen Risiko dinilai proaktif. Memudahkan kolaborasi antara BUMN.

Baca Selengkapnya

PLN Energi Primer Indonesia Siapkan Gasifikasi Pembangkit di Sulawesi-Maluku

31 hari lalu

PLN Energi Primer Indonesia Siapkan Gasifikasi Pembangkit di Sulawesi-Maluku

Pengembangan program gasifikasi pembangkit turut melibatkan konsorsium.

Baca Selengkapnya

Ini 10 Perusahaan Terbesar di Indonesia, Pertamina Pertama

34 hari lalu

Ini 10 Perusahaan Terbesar di Indonesia, Pertamina Pertama

Pertamina menjadi perusahaan terbesar di Indonesia versi Majalah Fortune. Ini daftar 10 perusahaan raksasa di Indonesia.

Baca Selengkapnya