TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral AS akan kembali menggelar pertemuan Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 28-29 Juli mendatang untuk menentukan kebijakan moneter.
Sebelumnya komisi tersebut menggelar pertemuan pada 16-17 Juli lalu dengan catatan akan ada penaikan tingkat bunga pada suatu waktu tahun ini sebagaimana dikutip www.federalreserve.org, Rabu, 22 Juli 2015.
Sebagian kalangan memperkirakan kenaikan bunga akan dilakukan pada September mendatang setelah melihat berbagai perkembangan data ekonomi. Sedangkan sebagian kalangan lainnya memprediksi akan dilakukan pada akhir tahun ini.
Saat ini tingkat bunga The Fed tercatat 0,00 persen sampai 0,25 persen setelah perubahan terakhir dilakukan delapan tahun lalu. Perubahan itu dilakukan setelah tingkat bunga diturunkan sebesar 0,75 persen pada 16 Desember 2008.
Pada sidang di Capitol Hill beberapa waktu lalu, Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan bank sentral melihat perekonomian cukup kuat untuk menaikkan suku bunga pertama kalinya sejak 2006 pada akhir tahun ini.
"Jika ekonomi berkembang seperti yang kita harapkan, kondisi ekonomi kemungkinan akan baus di beberapa sektor tahun ini sehingga berpeluang menaikkan tingkat bunga, ujar Yellen. Dengan demikian, ujarnya, pihaknya bisa mulai menormalkan sikap kebijakan moneter.
Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
3 Oktober 2023
Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini diakibatkan semakin menguatnya perekonomian negara Paman Sam tersebut.
