Kredit Konstruksi Minim, Bankir Tunggu Kejelasan Proyek

Reporter

Sabtu, 11 Juli 2015 00:43 WIB

TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan bankir sedang menunggu kejelasan proyek sektor konstruksi untuk mengalirkan pinjaman. Sebab, dalam jangka panjang segmen tersebut bakal memiliki dampak domino positif bagi perekonomian.


Presiden Direktur PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Taswin Zakaria mengakui hingga kini dari total portofolio pinjaman yang disalurkan pihaknya, porsi kredit konstruksi masih minim atau di bawah 5%. Penyebabnya, pihaknya amat ketat menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit konstruksi.


“Tapi kami tunggu kalau ada proyek yang jelas. Karena kami juga berharap banyak ke sektor konstruksi meski NPL agak naik, tapi itu yang duluan berdampak,” ujar Taswin di Jakarta, beberapa waktu lalu.


Hingga kuartal I/2015, BII telah menyalurkan kredit senilai Rp 101,3 triliun atau tumbuh 6,2% secara year on year (y-o-y).


Penyaluran kredit tersebut ditopang segmen business banking yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 15% menjadi Rp41,6 triliun. Segmen ritel juga turut menopang pertumbuhan pinjaman BII atau naik sebesar 14,7% y-o-y.


Advertising
Advertising

Penyaluran pembiayaan melalui unit syariah juga tercatat meningkat signifikan sebesar 116,2% menjadi Rp 7,4 triliun.


Sementara itu, dari data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan secara nasional, penyaluran kredit ke sektor kontruksi pada April 2015 naik 27,81% y-o-y menjadi Rp153,32 triliun dari Rp119,95 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya.


Namun, NPL di sektor ini melaju lebih cepat sebesar 59,62% y-o-y dari Rp 5,28 triliun pada April 2014 menjadi Rp 8,43 triliun di bulan yang sama tahun ini.


Dengan kenaikan NPL tersebut, hingga bulan keempat tahun ini, rasio NPL sektor kontruksi telah mencapai 5,5% atau naik 110 basis poin (bps) dari 4,4% pada April 2014.


Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menuturkan kendati secara nasional NPL kredit konstruksi telah berada di atas posisi 5,5%, tapi dalam jangka panjang, sektor tersebut tetap menjanjikan.


“Sekarang yang punya prospek hanya infrastruktur. Perbankan juga bisa mengambil momentum ini karena pemerintah mulai berfokus dan menggenjot infrastruktur,” jelas Tony.


Apalagi menurutnya, hingga kini segmen kredit lain yang selama ini mencatatkan pertumbuhan kinclong pun mulai menunjukkan perlambatan. Tony mencontohkan segmen konsumer yang melambat akibat pelemahan rupiah yang menekan keyakinan konsumen.


Secara keseluruhan, Tony meyakini jika pemerintah berhasil menggenjot peningkatan belanja modal pada tahun ini, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berada di posisi 5,1%.


Dengan posisi pertumbuhan ekonomi tersebut, setidaknya kredit perbankan secara nasional bisa tumbuh di posisi 12% hingga akhir tahun nanti. “Karena perbankan juga akan lebih hati-hati menyalurkan kredit,” kata Tony.


Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Bank ANZ Indonesia Ajay Mathur mengatakan pihaknya tetap mendukung penyaluran kredit ke sektor konstruksi melihat arah kebijakan pemerintah Indonesia yang juga mengarah ke pengembangan dan pembangunan infrastruktur.


Kendati demikian, Ajay menuturkan pihaknya tetap mengutamakan kehati-hatian dalam menyalurkan pinjaman ke sektor ini. “Kredit infrastruktur kami tidak lebih dari 20% karena sektor lain juga tetap tumbuh,” ujar Ajay.


BISNIS.COM

Berita terkait

Bank Mandiri Sudah Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 301,77 Triliun

15 Februari 2024

Bank Mandiri Sudah Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 301,77 Triliun

Hasil riset tim Bank Mandiri memproyeksikan terjadi peningkatan belanja infrastruktur pada APBN 2024.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Penyaluran Kredit Baru Triwulan III 2023 95,4 Persen

20 Oktober 2023

Survei Bank Indonesia: Penyaluran Kredit Baru Triwulan III 2023 95,4 Persen

Survei Bank Indonesia menunjukkan penyaluran kredit baru pada triwulan III 2023 terindikasi meningkat. Hal ini tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 95,4 persen, lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 94 persen.

Baca Selengkapnya

Perbankan Tetap Andalkan Kredit Infrastruktur

31 Januari 2019

Perbankan Tetap Andalkan Kredit Infrastruktur

Perbankan tetap membuka ruang untuk penyaluran kredit infrastruktur tahun ini.

Baca Selengkapnya

Tanpa Modal, Ratu Prabu Biayai LRT dari Pinjaman Bank Cina

10 Januari 2018

Tanpa Modal, Ratu Prabu Biayai LRT dari Pinjaman Bank Cina

Ratu Prabu Energi berencana menggarap proyek LRT senilai Rp 30 triliun.

Baca Selengkapnya

Bank Jaga Risiko Penyaluran Kredit Infrastruktur dengan Cara Ini

6 November 2017

Bank Jaga Risiko Penyaluran Kredit Infrastruktur dengan Cara Ini

Kalangan perbankan berusaha menjaga risiko penyaluran kredit infrastruktur dengan sejumlah upaya.

Baca Selengkapnya

Debitor Cairkan Kredit Investasi di Semester II, Apa Pemicunya?

18 September 2017

Debitor Cairkan Kredit Investasi di Semester II, Apa Pemicunya?

Banyaknya debitor mencairkan kredit investasinya di perbankan pada semester kedua tahun ini tak lepas dari target pengerjaan proyek infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Akhir September 2017, Debitor Mulai Cairkan Kredit Investasi  

18 September 2017

Akhir September 2017, Debitor Mulai Cairkan Kredit Investasi  

Menjelang akhir kuartal ketiga tahun ini atau per September 2017, kelompok bank swasta melihat mulai banyak kredit investasi yang dicairkan debitor.

Baca Selengkapnya

Bahana Terbitkan Reksa Dana Terbatas Proyek Infrastruktur

4 September 2017

Bahana Terbitkan Reksa Dana Terbatas Proyek Infrastruktur

Bahana menerbitkan reksa dana penyertaan terbatas senilai USD 35 juta untuk proyek pelabuhan dan Rp 5 triliun untuk jalan tol tahun depan.

Baca Selengkapnya

Menteri Agama: Dana Haji Boleh untuk Pembangunan Infrastruktur

29 Juli 2017

Menteri Agama: Dana Haji Boleh untuk Pembangunan Infrastruktur

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan dana setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) boleh dikelola untuk hal-hal produktif.

Baca Selengkapnya

Jasa Marga Raup Rp 1 Triliun dari Bank Syariah Mandiri

12 Juni 2017

Jasa Marga Raup Rp 1 Triliun dari Bank Syariah Mandiri

Pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri (BSM) sebesar Rp 1 triliun untuk percepatan pembebasan lahan di ruas jalan tol baru.

Baca Selengkapnya