TEMPO.CO, Berlin - Kepala Deutsche Bundesbank (bank sentral Jerman) Jens Weidmann memperingatkan kabinet Angela Merkel tentang bahaya pilihan rakyat Yunani yang ditentukan Minggu, 5 Juli 2015. Bila mayoritas pemilih menolak persyaratan pinjaman dan memilih keluar dari Eurozone, mereka akan meninggalkan lubang besar dalam kas negara Jerman.
Dikutip dari harian Jerman, Handelsblatt, yang mendapat info dari “sumber pemerintah”, Weidmann mengatakan kehilangan Bundesbank akan sangat besar. Bahkan nominalnya melebihi 14 miliar euro atau setara US$ 16 miliar dana yang disiapkan Jerman untuk menalangi krisis yang tengah melanda Eropa. “Itu tak akan cukup bila Yunani memilih keluar (dari Eurozone),” tulis harian itu.
Menurut Telegraph, bila skenario Yunani keluar dari Eurozone–atau populer disebut sebagai Grexit–ini menjadi kenyataan, ada liabilitas dana sebesar 110 miliar euro dalam bentuk dana program Target2. Sebab, bank Yunani akan kolaps dan utang-utang yang masih tersisa tak akan mampu dibayar. Enam belas negara anggota Eurozone harus menanggung kehilangan ini.
Namun informasi dari Weidmann ini tak mendapat konfirmasi dari juru bicara Bundesbank maupun pemerintah dan Menteri Keuangan Jerman.
Rakyat Yunani telah mengambil sikap atas tawaran bailout internasional sebagai solusi kebangkrutan negara tersebut melalui referendum. Hasil final referendum menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Yunani memilih “N” alias menolak bailout tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Yunani pada Ahad malam waktu setempat, 5 Juli 2015, mengumumkan bahwa sebanyak 61,3 persen rakyat Yunani memilih “No”, sementara 38,7 persen lainnya memilih “Yes”. Hasil ini sesuai dengan sikap yang dikampanyekan partai pemerintah Yunani, Syriza, yang menyatakan bahwa bailout akan mempermalukan negara tersebut. Di sisi lain, pihak oposisi memperingatkan penolakan ini akan membuat Yunani dikeluarkan dari zona Eropa.
TELEGRAPH | CNN | REUTERS | URSULA FLORENE SONIA
Berita terkait
Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen
50 hari lalu
Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.
Baca SelengkapnyaProfil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan
55 hari lalu
Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.
Baca SelengkapnyaSetelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil
55 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.
Baca SelengkapnyaShehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali
55 hari lalu
Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPartai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan
12 Februari 2024
Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.
Baca SelengkapnyaPemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara
8 Februari 2024
ISIS mengganggu pemilu Pakistan, sedikitnya lima polisi tewas dalam serangan militan ketika negara itu melakukan pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya
7 Februari 2024
Kementerian Keuangan memperrkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat pada 2024. Apa sebabnya?
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim
29 Januari 2024
Indonesia turut mengalami dampak dari perubahan iklim ekstrem, Sri Mulyani bilang, pendanaan berkelanjutan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaMandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?
29 Januari 2024
Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 persen pada 2024. Apa sebabnya?
Baca SelengkapnyaSepak Terjang Sri Mulyani yang Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi
19 Januari 2024
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dikabarkan akan mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Sebenarnya, ia telah berkecimpung dalam dunia ekonomi sejak 2002 silam.
Baca Selengkapnya