Pengamat: Keuangan Aman, Indonesia Tak Akan Seperti Yunani  

Reporter

Editor

Anton Septian

Senin, 6 Juli 2015 06:09 WIB

Ratusan demonstran berkumpul saat berunjuk rasa mendukung tidak adanya suara untuk referendum di luar kantor Uni Eropa di Iraklio, 2 Juli 2015. Yunani kini dibatasi untuk penarikan tunai harian sebesar 60 euro. REUTERS/Stefanos Rapanis

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, menilai jumlah utang Indonesia dalam kategori cukup aman. Menurut dia, utang pemerintah sekitar 25 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau Rp 2.850 triliun. "Dalam konteks default (gagal bayar utang, bangkrut) tak ada kekhawatiran," katanya saat dihubungi, Minggu, 5 Juli 2015.

Jika dibandingkan dengan kondisi Yunani, dia menuturkan kondisi ekonomi jauh berbeda. Dia menuturkan defisit APBN Yunani mencapai 17 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan rata-rata defisit Anggaran Belanja Pendapatan Nasional (ABPN) mencapai 2 persen dari PDB. "Paling banter 2,4 persen," katanya.

Yunani terancam gagal membayar utang sebesar Rp 1,5 miliar Euro kepada International Monetery Fund. Dengan kondisi tersebut, pemerintah Yunani memutuskan menutup bank sentral pada pekan lalu. Yunani pun terancam keluar dari Uni Eropa.

Akibat krisis, bank Yunani ditutup selama sepekan terakhir. Nasabah hanya diizinkan mengambil dana dalam jumlah sangat terbatas. Varoufakis menjanjikan bank akan kembali dibuka pada Selasa mendatang terlepas apapun hasil referendum.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan secara umum kondisi Yunani tidak berdampak langsung pada ekonomi Indonesia. Kondisi Yunani, kata dia, berdampak pada ekonomi global sebelum mempengaruhi keuangan Indonesia.

Dia menuturkan Indonesia tidak memiliki potensi seperti Yunani yang mengalami kebangkrutan. Musababnya ekonomi Indonesia tidak mengandalkan pasar, melainkan sumber daya semisal sumber daya alam. Dia menilai keuangan Indonesia relatif sehat pascakrisis tahun 1997 dan 2008.

"Integrasi kita ke global tidak terlalu besar," katanya. Indonesia, kata dia, hanya saya ketergantungan pada modal asing bukan global market, pembiayaan dan pasar sekunder. "Kita belajar dana pensiun dan hari tua bukan untuk konsumtif."

Menurut dia, salah satu kebangkrutan Yunani disebabkan jumlah utang pemerintah untuk jaminan hari tua lebih kecil dari jumlah para pekerja. Keuangan Yunani, kata dia, awalnya aman namun karena pengelolaan utangnya tak produktif maka menyebabkan bubble.

Enny menuturkan ancaman krisis tak dipungkiri akan terjadi jika pengelolaan utang pemerintah salah urus dan kebijakan tak tepat yang menyebabkan daya beli turun.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

14 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

17 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

21 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya