IDB Tawarkan Utang Rp 66,6 Triliun untuk Indonesia  

Reporter

Jumat, 26 Juni 2015 13:45 WIB

Kantong beras yang dibagikan kepada ribuan warga dalam pembagian Zakat Fitrah di Masjid Istiqlal, Jakarta, 27 Juli 2014. Masjid Istiqlal memberikan zakat berupa 30 ton beras. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Delegasi Islamic Development Bank (IDB) Mohammad Jamal Alsaati menawarkan dukungan pendanaan senilai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 66,6 triliun kepada pemerintah Indonesia pada tahun ini. Pendanaan ini dibahas dalam acara Wrap-Up Meeting Penyusunan DIB Member Country Partnership Strategy (MCPS) 2015-2019 di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta.

"Sebagai negara pendiri IDB, Indonesia merupakan negara yang sangat strategis bagi kami," kata Jamal di kantor Bappenas, Jumat, 26 Juni 2015.

Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Bappenas Dewo Broto Joko Putranto berujar, pendanaan dari IDB akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pemerintah yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Pemerintah, ucap dia, menunggu penyelesaian rancangan blue book sehingga belum menyepakati proyek yang menggunakan dana tersebut.

Kedua pihak sepakat menetapkan lima sektor prioritas dalam pemanfaatan pendanaan ini. Di antaranya adalah dukungan pengembangan keuangan syariah yang mencakup peningkatan mobilisasi penyaluran wakaf dan zakat. Termasuk dukungan penguatan kegiatan pengentasan kemiskinan dari dua sumber tersebut serta peningkatan kerja sama selatan-selatan dan triangular untuk membantu pengembangan ekonomi negara anggota.

Selanjutnya, untuk membantu sektor swasta (public private partnership atau PPP) dalam pengembangan ekspor dan investasi ke 55 negara anggota, termasuk mendukung pengembangan PPP serta dukungan pembangunan infrastruktur energi, jalan, pelabuhan, perumahan rakyat dan pendidikan tinggi Islam.

Dewo mengatakan US$ 5 miliar adalah pendanaan indikatif dari IDB. Tak hanya untuk pemerintah, pendanaan ini juga dapat dimanfaatkan swasta. Tawaran utang ini lebih banyak daripada dukungan pendanaan IDB periode sebelumnya yang mencapai US$ 2,5 miliar tapi hanya terpakai US$ 1,9 miliar. "Karena tergantung pemakai. Kalau tidak terpakai, tidak apa-apa," katanya.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

7 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

8 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

51 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya