TEMPO.CO, Jakarta - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mempertanyakan penambahan penyertaan modal negara (PMN) dan berkurangnya target dividen badan usaha milik negara dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan 2015. Koordinator Bidang Advokasi dan Investigasi Fitra, Apung Widadi, mengatakan uang negara banyak yang ditanamkan di BUMN, tapi setiap tahun menunggak dividen.
"Peran BUMN sebagai penopang ekonomi nasional dialihkan menjadi sekadar penerima subsidi tanpa balasan yang sesuai," ucap Apung dalam siaran pers yang diterima Tempo, Sabtu, 13 Juni 2015.
Pernyataan Fitra ini menanggapi audit terbaru Badan Pemeriksa Keuangan dalam laporan kinerja pemerintah pusat 2014. Dalam LKPP tersebut ditemukan beberapa catatan terkait dengan pengelolaan BUMN yang belum maksimal, yakni:
Investasi BUMN
1. Jumlah investasi permanen PMN per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing Rp 940 triliun lebih dan Rp 844 triliun lebih merupakan nilai PMN pada BUMN, non-BUMN, lembaga keuangan internasional, badan usaha lain.
2. Nilai PMN pada BUMN 31 Desember 2014 tersebut termasuk bantuan pemerintah yang belum ditetapkan statusnya pada 14 BUMN dengan nilai Rp 58 triliun lebih.
3. Pada APBNP 2015 ditambah PMN Rp 68 triliun.
Realisasi Penerimaan Negara
1. Realisasi bagian pemerintah atas laba BUMN tahun 2014 sebesar Rp 40 triliun lebih.
2. Piutang dari BUMN pada 2014 sebesar Rp 4 triliun lebih dan 2013 sebesar Rp 4,6 triliun lebih.
3. Hingga 2013, total penerimaan tak tertagih dividen sebesar Rp 500,9 triliun atau sepertiga APBN.
Menurut Apung, borosnya pengelolaan keuangan BUMN terkait dengan tiga jenis pimpinannya, yang terdiri atas politikus, praktisi, dan titipan pengusaha. Dia menuturkan hal tersebut dapat memperkuat bahwa selama ini BUMN belum dapat terlepas sebagai sapi perah politik dan bisnis.
“Bayangkan, jika BUMN maksimal, Indonesia tidak perlu lagi menambah utang dari asing senilai Rp 115 triliun per tahun untuk menutup defisit Rp 222 triliun pada APBNP 2015 ini,” ujarnya.
TRI ARTINING PUTRI
Berita terkait
BRI Optimis Tumbuh Lebih Baik di Tahun 2024
5 Februari 2024
BRI menerapkan secara konsisten strategi just right liquidity
Baca SelengkapnyaDirektur Utama BRI Optimis Kinerja Positif
22 Mei 2023
Perseroan optimis pada tahun ini dapat mencatatkan kinerja lebih baik
Baca SelengkapnyaInovasi BNI agar Kinerja Melesat di 2023
16 Maret 2023
BNI menjalankan sejumlah inovasi untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah.
Baca SelengkapnyaTujuh Strategi Transformasi BNI di Tahun 2023
12 Februari 2023
Berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis, BNI optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaEmang Paling Digital, Bank Mandiri Torehkan Kinerja Apik di 2022
6 Februari 2023
Sepanjang 2022, Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital banking untuk mendukung transformasi digital
Baca SelengkapnyaProduksi Komoditas Antam Terjaga Stabil sepanjang 2022
6 Februari 2023
Seluruh lini produksi mulai dari feronikel, emas, hingga alumina tetap bertumbuh di tengah tantangan kondisi global.
Baca SelengkapnyaErick Thohir: Kinerja Apik Pelindo Berkat Kerja Keras Direksi, Komisaris, dan Seluruh Pegawai
22 Januari 2023
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kinerja apik Pelindo merupakan kerja keras jajaran direksi, komisaris, dan seluruh pegawai Pelindo.
Baca SelengkapnyaPenerapan Wealth Management for All Tingkatkan Bisnis Nasabah Premium BRI
10 Januari 2023
Melalui kinerja Wealth Management yang progresif selama 2022, BRI juga berhasil mendapat sejumlah penghargaan.
Baca SelengkapnyaTunaikan Kinerja Cemerlang, BRI Bagikan Dividen Interim Rp.8,63 triliun
3 Januari 2023
BRI mampu menjaga pertumbuhan Kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang solid.
Baca SelengkapnyaKinerja Saham Bank Mandiri Menguat
13 Oktober 2022
Sempat anjlok hingga Rp 3.760 per lembar saham pada Mei, kini saham Bank Mandiri menguat jadi Rp 9.600.
Baca Selengkapnya