TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel meminta masyarakat untuk tidak terlalu mengkhawatirkan pelemahan ekonomi yang menurut prediksi beberapa pihak akan semakin mengerek kenaikan harga komoditas bahan pokok jelang masa Ramadan.
“Rata-rata kebutuhan nasional masih stabil, tidak ada yang mesti dikhawatirkan. Harga masih normal dan stoknya pun cukup. Kenaikan harga yang timbul masih wajar, jadi tidak perlu dibesar-besarkan,” katanya ketika berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia, Jumat, 12 Juni 2015.
Rachmat mengatakan perubahan harga di pasaran masih dinilai wajar lantaran berada di bawah batas toleransi kenaikan yang ditetapkan, yakni sebesar 5%.
Kenaikan harga cabai, menurut dia, disebabkan adanya kenaikan permintaan domestik, sementara produksinya berkurang karena belum memasuki masa panen. Demikian juga komoditas bawang merah.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, komoditas yang mengalami kenaikan harga umumnya adalah bahan pangan atau hortikultura.
Data perkembangan harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok per 10 Juni 2015 dibandingkan dengan 3 Juni 2015 yang dirilis Kemendag mengungkapkan mayoritas kenaikan harga kebutuhan pokok naik di kisaran 0,06-3,85%.
Kenaikan tertinggi terjadi pada daging ayam ras (3,85%) dan cabai merah keriting (3,01%). Sebaliknya, sejumlah kebutuhan pokok tercatat mengalami penurunan harga, seperti bawang merah, cabai rawit merah, beras dan bawang putih.
BISNIS.COM
Berita terkait
Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai
1 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.
Baca SelengkapnyaTingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile
2 hari lalu
Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.
Baca SelengkapnyaKTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP
3 hari lalu
Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global
3 hari lalu
Kementerian Perdagangan mengungkapkan saat ini fenomena alih mitra dagang sejumlah negara telah mempengaruhi ekonomi global.
Baca SelengkapnyaPengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo
6 hari lalu
Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen
9 hari lalu
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar
Baca SelengkapnyaBarang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?
16 hari lalu
Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai
Baca SelengkapnyaHarga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif
17 hari lalu
Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.
Baca SelengkapnyaKemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor
17 hari lalu
Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.
Baca SelengkapnyaTerkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara
22 hari lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.
Baca Selengkapnya