Industri Hasil Laut Diupayakan Jadi Primadona

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 11 Juni 2015 22:01 WIB

Terumbu karang yang telah siap di tanam di kolam penampungan industri budidaya karang laut di Banyuwangi, Jawa Timur (26/4). Industri budidaya dengan cara transplantasi terumbu karang ini tidak merusak ekosistem laut. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Industri hasil laut selama ini belum menjadi primadona para pengusaha, padahal hasil laut ini berpotensi pendapatan miliaran rupiah bila dikelola secara benar.


Dari bisnis rumput laut saja, sebuah perusahaan bisa menghitung kemungkinan pendapatan hingga ratusan miliar rupiah. Tengok saja misalnya dengan proyeksi yang dibuat salah satu perusahaan terbuka bida perdagangan dan industri hasil laut dan pertanian berikut.


PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO), perusahaan dimaksud, pada tahun ini menargetkan penjualan mencapai Rp160 miliar seiring rencana perluasan mitra petani rumput laut di beberapa wilayah pesisir.


Dalam Paparan Publik, di Surabaya, Rabu, 10 Juni 2015, Presiden Direktur Wahana Pronatural, Samin, menjelaskan target tahun ini lebih tinggi dari pencapaian penjualan tahun lalu yakni Rp144,37 miliar. Sedangkan penjualan pada 2013 tercatat mencapai Rp126,89 miliar.


“Peningkatan penjualan tahun lalu memang disebabkan oleh naiknya penjualan rumput laut kering sebesar 5.430 ton, selain itu harganya juga cenderung naik sampai Rp16.000/Kg. Harga rumput laut sedang bagus-bagusnya sekarang ini,” katanya.


Advertising
Advertising

Samin mengungkapkan, sejak tahun lalu perseroan terpaksa mengubah skema bisnis perdagangan rumput laut dan kopi lantaran adanya penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% terhadap hasil pertanian.


Sebelumnya, 80% biji kopi dan rumput laut untuk diekspor dan 20% untuk pasar lokal. Namun sekarang, perseroan lebih banyak menggarap pasar lokal dan mengurangi komposisi ekspor yakni menjadi 20% saja.


“Ketika kami ekspor, buyer tidak mau dikenai harga setelah pajak. Mereka tetap menggunakan harga pasar dunia, sehingga beban pajak ditanggung kami, makanya sekarang kami ubah porsi ekspornya,” jelasnya.


Adapun penjualan perseroan sepanjang 2014 dikontribusi oleh rumput laut sebesar 62,6%, biji kopi 19,7%, dan produk permen atau candy dan dreamy sebesar 17,8%. Kebanyakan biji kopi dijual di pabrik minuman kopi.


“Kami ingin menghidupkan kembali penjualan komoditas yang dulu pernah dijalani, temasuk beras dan kedelai yang sudah tidak tergarap sejak tahun lalu. Namun tahun ini kami akan perbesar kapasitas produksi rumput laut lebih dulu dengan bermitra dengan petani di Kalimantan, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku,” imbuh Samin.


Dia menambahkan, selain memperluas mitra kelompok tani rumput laut, perseoran juga akan banyak mengadakan pembinaan petani agar bisa menghasilkan rumput laut yang sesuai standar kebutuhan internasional.


Sekretaris Perusahaan Wahana Pronatural, Iwan Setiawan, menambahkan saat ini perseroan juga masih mempertahankan kapasitas produksi permen yang mencapai 500 ton/bulan. Dalam tiga tahun ke depan direncanakan, bakal membuat pabrik permen dari rumput laut bila kapasitas produksi rumput laut sudah bisa mencapai 1.000 ton/bulan.


“Kami ada keinginan untuk mengembangkan produk permen dari rumput laut, tapi kami harus siapkan dahulu bahan bakunya agar bisa mencukupi kebutuhan pabrik nantinya,” imbuh Iwan.


Industri hasil laut yang selama ini belum menjadi primadona menyediakan potensi pendapatan yang tak kepalang.


BISNIS

Berita terkait

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.

Baca Selengkapnya

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut

Baca Selengkapnya

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.

Baca Selengkapnya

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.

Baca Selengkapnya

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.

Baca Selengkapnya

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.

Baca Selengkapnya