Kadin Ingatkan Pemerintah Selektif Terima Pembiayaan Asing  

Reporter

Kamis, 4 Juni 2015 15:18 WIB

Rosan P. Roeslani. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P. Roeslani mengingatkan pemerintah agar selektif mengajukan dan menerima pembiayaan asing dalam proyek pembangunan di Tanah Air. Menurut dia, saat ini pemerintah terlihat menyerahkan porsi terbesar pembangunan infrastruktur nasional ke pihak asing melalui kerja sama bilateral.

Pembiayaan pembangunan yang berasal dari kerja sama bilateral memiliki persyaratan menggunakan barang atau jasa dari negara pemberi pinjaman. “Konsekuensinya adalah konten impor dalam pembangunan nasional semakin deras," ujar Rosan, saat jumpa pers di Jakarta, seperti dikutip Antara, Kamis, 4 Juni 2015.

Pada periode 2015-2019, pemerintah mengajukan pinjaman senilai US$ 23 miliar dari pihak asing untuk dikelola Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selain itu, ada tambahan pembiayaan sebesar US$ 34 miliar di kementerian lain.

Rosan mengatakan skema pembiayaan seperti itu, berdasarkan data Bappenas 2010, telah meningkatkan biaya pengadaan hingga mencapai 30 persen. "Akibatnya, upaya pemerintah membangun industri penunjang sulit terwujud," kata Rosan.

Menurut Rosan, syarat dan ketentuan dari kerja sama bilateral antarnegara sendiri berbeda-beda. Misalnya, pinjaman lunak yang diberikan Jerman dengan periode pembayaran kembali selama 30 tahun harus dengan konten barang pemberi pinjaman mencapai 85 persen, sementara dari Jepang penggunaan konten pemberi pinjaman mencapai 30 persen.

Rosan menilai selain dengan kerja sama bilateral, pembiayaan infrastruktur juga dapat dibiayai melalu sejumlah potensi pendanaan dalam negeri, seperti perbankan, industri keuangan nonbank, pengelolaan dana haji, BPJS Kesehatan, dan bank infrastruktur.

Selama ini likuiditas perbankan di Indonesia terbatas karena rendahnya rasio dana pihak ketiga terhadap PDRB. “Akibatnya, dana yang tersedia untuk pembiayaan usaha terbatas karena rasio penyaluran kredit terhadap dana simpanan (LDR) sudah tinggi," ujar Rosan.

Sebelumnya, pemerintah mendapatkan bantuan Cina dalam pembangunan megaproyek pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt. Cina mendapat porsi membangun pembangkit berkapasitas 10 ribu megawatt.

Sejak 2006, Cina juga sudah sempat menggarap 32 pembangkit listrik di Indonesia berkapasitas 10 ribu megawatt dengan skema pinjaman. Pembangkit-pembangkit itu digarap oleh para kontraktor Cina dengan skema non-IPP atau tidak melalui lelang di PLN. Namun banyak di antara pembangkit itu yang rusak dan reliabilitasnya cuma 60-65 persen.

AGUSSUP

Berita terkait

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

2 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

2 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

4 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

4 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

6 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

6 hari lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

10 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

10 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

15 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya