Pedagang Musiman Ramadan Bikin Inflasi Melambung  

Reporter

Selasa, 2 Juni 2015 14:16 WIB

Sejumlah pedagang melayani pembeli yang antre membeli kolang-kaling di Pasar Beringharjo, Yogyakarta (1/8). Memasuki bulan Ramadhan, penjualan kolang-kaling sebagai salah satu pelengkap menu berbuka puasa mengalami peningkatan hingga 100 persen. ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Bandung - Menjelang Ramadan, para ibu rumah tangga di Bandung berbondong-bondong menjadi pedagang dadakan. Mereka membuka lapak di depan rumah untuk menjajakan aneka kudapan dan makanan untuk berbuka puasa.

"Kalau sehari-hari, saya tidak berjualan. Ini, sih, buat persiapan puasa aja. Dari sekarang nyicil bahan buat jualan menu buka puasa nanti" ujar Seli Hartanti, ibu rumah tangga yang menjadi pedagang kolak dadakan, Selasa, 2 Juni 2015

Munculnya para pedagang dadakan ini membuat pedagang bahan makanan kewalahan karena permintaan barang naik hingga 100 persen daripada saat hari biasa. "Di hari biasa, pemesanan kolang-kaling cuma satu drum per hari. Kalau mau puasa, bisa sampai dua-tiga drum," kata Sopin Fuad, pedagang kolang-kaling di Pasar Induk Caringin.

Kekhawatiran para ibu rumah tangga akan kenaikan harga barang pokok menjelang Ramadan mendorong kenaikan inflasi secara mendadak. Hal tersebut dikemukakan oleh Andi Reina Sari, Asisten Direktur Perwakilan Bank Indonesia Bidang Pemberdayaan Sektor Riil dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Menurut dia, inflasi adalah kenaikan nilai barang yang terus-menerus. Harga akan meningkat kalau permintaan meningkat. "Kalau konsumen membeli barang dengan jumlah besar dalam satu waktu karena takut harga naik menjelang puasa, inflasi akan naik tinggi," ujar Andi

Menurut Andi, seharusnya kekhawatiran akan kenaikan harga barang tidak disikapi dengan pembelian barang dalam jumlah besar. Karena jika hal tersebut terjadi terus-menerus, angka inflasi akan sangat sulit distabilkan dan membuat harga barang terus melambung. Sepanjang Mei 2015, Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi sebesar 0,5 persen.

DWI RENJANI

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya