47 Tahun, Bulog Hanya Kuasai 5 Persen Beras Nasional

Reporter

Editor

Kurniawan

Selasa, 2 Juni 2015 05:40 WIB

Beras Bulog. ANTARA/Asep Fathulrahman

TEMPO.CO , Jakarta: Perum Bulog, yang dibentuk pada 1967, mengakui bahwa penyerapan beras nasional, yang menjadi kewajiban perusahaan saat ini, sangat rendah. Setiap tahun Bulog hanya mengambil beras rata-rata 5,75 persen dari total produksi nasional.

"Bahkan penyerapan terendah terjadi pada tahun 1998, yang hanya 0,8 persen," ujar Direktur Pelayanan Publik Bulog Lely Pelitasari dalam diskusi 'Pangan Kita' di Jakarta, Senin 1 Juni 2015.

Sebanyak 94,25 persen stok beras dikuasai oleh pengusaha beras swasta. Itu pun setelah mendapat kucuran dana Penanaman Modal Negara APBN-P 2015 sebesar Rp 3 triliun.

Tahun ini Bulog hanya menargetkan penyerapan beras sebanyak 2,75 juta ton. Padahal, produksi beras nasional tahun ini diperkirakan mencapai 45 juta ton.

Namun, Lely mengklaim capaian ini sejalan dengan kewajiban Bulog yang membeli kelebihan beras dari petani.

Tapi, salah satu peran Bulog adalah stabilisator harga. Peran ini diperkuat dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015. Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menuding langkah Bulog selama inilah yang menjadi celah para mafia untuk memainkan harga beras di pasaran. Ini ditunjukkan Enny dengan tingginya disparitas harga gabah, yang saat ini seharga Rp 3.200 per kilogram, dengan harga beras, yang Rp 7.500 per kilogram.

Fungsi stabilisator harga, kata Enny, seharusnya ditunjukkan Bulog dengan menguasai paling tidak 10 persen stok beras nasional. Angka penguasaan ini dipercaya membuat pengusaha beras swasta berpikir dua kali jika ingin menaikkan harga.

Namun, penguasaan lagi-lagi terantuk pada dana. Selama ini untuk pembelian beras Bulog mengajukan kredit komersial kepada bank yang dibayar ketika penjualan selesai. Mekanisme pembiayaan inilah, menurut Enny, yang membuat Bulog sulit memulai ekspansi ke petani.

Namun, Lely membela perusahaannya sudah mengambil siasat ekspansi dengan memperbanyak jalur pasokan. Selain bermitra dengan 134 Unit Penggilingan Gabah dan Beras, Bulog juga menjalin relasi dengan Koperasi Unit Desa dan Gabungan Kelompok Tani di daerah-daerah.

Bulog juga mengklaim tidak pernah kesulitan dana ketika menyerap beras lokal. Selama ini, perusahaan menerapkan sistem one day service untuk menjamin ketersediaan pasokan beras. "Jadi ketika pemasok menjual beras ke Bulog pada pagi hari, pada sore sudah kami bayar," ujar Lely.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

8 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

9 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

10 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

13 hari lalu

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

Bulog cabang Cirebon mulai menyerap gabah hasil panenan petani. Panen diperkirakan semakin banyak pada akhir April hingga Mei.

Baca Selengkapnya

Pergantian Kepala Bulog Disinggung di MK, Budi Waseso Bilang Tak Ada Masalah

26 hari lalu

Pergantian Kepala Bulog Disinggung di MK, Budi Waseso Bilang Tak Ada Masalah

Hakim konstitusi Arief Hidayat mempertanyakan alasan Buwas diganti Wakil Menteri Perdagangan 2011-2014 Bayu Krisnamurthi di tengah masa kritis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

28 hari lalu

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.

Baca Selengkapnya

PT Suri Nusantara Sebut Tahun Ini Tidak Dapat Izin Impor Daging Kerbau

29 hari lalu

PT Suri Nusantara Sebut Tahun Ini Tidak Dapat Izin Impor Daging Kerbau

Tidak disebutkan detail kapan izin impor daging kerbau diberikan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Bos PT Timah Beberkan Alasan Produksi Jeblok, Respons Sri Mulyani Dipanggil MK ke Sidang Pilpres

29 hari lalu

Terpopuler: Bos PT Timah Beberkan Alasan Produksi Jeblok, Respons Sri Mulyani Dipanggil MK ke Sidang Pilpres

Berita terpopuler bisnis pada Selasa kemarin dimulai dari penjelasan Dirut PT Timah soal jebloknya pendapatan negara dari sektor timah pada 2023.

Baca Selengkapnya