47 Tahun Berdiri, Bulog Hanya Kuasai 5 Persen Stok Beras  

Reporter

Senin, 1 Juni 2015 15:53 WIB

Beras impor asal Thailand beredar di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, 20 Februari 2015. Bulog memastikan tak akan impor beras tahun 2015. Sebab harga beras pada 2015, diyakini tidak akan terlalu bergejolak karena produksi berlimpah. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Perum Bulog mengakui penyerapan beras nasional yang menjadi kewajiban perusahaan saat ini sangat rendah. Setiap tahun, rata-rata Bulog hanya mengambil beras 5,75 persen dari total produksi nasional.

"Bahkan penyerapan terendah terjadi pada 1998 yang hanya 0,8 persen," ujar Direktur Pelayanan Publik Bulog Lely Pelitasari dalam diskusi “Pangan Kita” di Jakarta, Senin, 1 Juni 2015.

Tahun ini saja, Bulog hanya menargetkan penyerapan beras sebanyak 2,75 juta ton. Padahal produksi beras nasional tahun ini diperkirakan mencapai 45 juta ton. Sedangkan 94,25 persen beras dikuasai pengusaha beras swasta. Penyerapan Bulog yang rendah itu pun setelah mendapat kucuran dana penanaman modal negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 sebesar Rp 3 triliun.

Rendahnya penyerapan ini diakui Lely. Namun dia mengklaim capaian ini sejalan dengan kewajiban Bulog yang membeli kelebihan beras dari petani. Padaha, salah satu peran Bulog sebagai perusahaan pelat merah adalah stabilisator harga. Peran ini diperkuat dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menuding keadaan seperti inilah yang menjadi celah bagi para mafia memainkan harga beras di pasaran. Langkah ini dibuktikan Enny dengan tingginya disparitas harga gabah, yang saat ini seharga Rp 3.200 per kilogram, dengan harga beras seharga Rp 7.500 per kilogram.

Fungsi stabilisator harga, ucap Enny, seharusnya ditunjukkan Bulog dengan menguasai paling tidak 10 persen stok beras nasional. Angka penguasaan ini dipercaya membuat pengusaha beras swasta berpikir dua kali jika ingin menaikkan harga.

Namun penguasaan lagi-lagi terantuk pada dana. Selama ini, untuk pembelian beras, Bulog mengajukan kredit komersial kepada bank yang dibayar ketika penjualan selesai.

Mekanisme pembiayaan inilah, menurut Enny, yang membuat Bulog sulit memulai ekspansi ke petani. Sebab, dengan keadaan perusahaan yang tergantung pada anggaran negara, bank bakal sulit mengucurkan pinjaman dalam jumlah besar.

Namun Lely membela perusahaannya dengan mengatakan Bulog sudah mengambil siasat ekspansi dengan memperbanyak jalur pasokan. Selain bermitra dengan 134 unit penggilingan gabah dan beras, Bulog menjalin relasi dengan koperasi unit desa dan gabungan kelompok tani di daerah-daerah.

Bulog juga mengklaim tidak pernah kesulitan dana ketika menyerap beras lokal. Selama ini, Bulog menerapkan sistem one day service untuk menjamin ketersediaan pasokan beras.
"Jadi, ketika pemasok menjual beras ke Bulog pada pagi hari, pada sore sudah kami bayar," ujarnya.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

7 jam lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

12 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

12 jam lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

9 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

9 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

10 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

11 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

14 hari lalu

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

Bulog cabang Cirebon mulai menyerap gabah hasil panenan petani. Panen diperkirakan semakin banyak pada akhir April hingga Mei.

Baca Selengkapnya

Pergantian Kepala Bulog Disinggung di MK, Budi Waseso Bilang Tak Ada Masalah

27 hari lalu

Pergantian Kepala Bulog Disinggung di MK, Budi Waseso Bilang Tak Ada Masalah

Hakim konstitusi Arief Hidayat mempertanyakan alasan Buwas diganti Wakil Menteri Perdagangan 2011-2014 Bayu Krisnamurthi di tengah masa kritis.

Baca Selengkapnya