TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan investasi bidang minyak dan gas bumi pada lima tahun ke depan bakal mencapai Rp 1.800 triliun. Menteri Energi Sudirman Said mengatakan, investasi itu bakal didominasi bidang usaha yang produktif. "Harus beralih memikirkan nasib generasi mendatang," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Tempo, Minggu, 31 Mei 2015.
Sudirman belum menyebutkan berapa investasi yang sudah diteken pada awal masa kepengurusannya. Menurutnya, saat ini pihaknya masih mengurai sumbatan birokrasi dan perbaikan manajerial di internal kementerian.
Pemerintah mengklaim bisa mengundang investor untuk menanamkan modal hingga Rp 1.200 triliun di kegiatan hulu migas. Sementara, untuk kegiatan hilir sebesar Rp 600 triliun. Sebagai langkah awal, kementerian telah mengalihkan 41 izin ke pelayanan terpadu satu pintu Badan Koordinasi Penanaman Modal. Kegiatan ini diklaim dapat mengatasi sumbatan masalah perizinan investasi yang memperburuk iklim investasi migas.
Kementerian juga membentuk Komite Eksplorasi untuk mencari cadangan minyak nasional tambahan. Eksplorasi, kata Sudirman, sudah tidak dilakukan sejak 25 tahun yang lalu.
Pada industri pengolahan migas, kementerian juga meminta PT Pertamina (Persero) memacu revitalisasi empat kilang negara serta menambah empat kilang baru. Jika program ini selesai tepat waktu, pada 2025, pemerintah tidak perlu lagi impor minyak mentah.
Di industri hilir, pemerintah melalui Pertamina berupaya menjadikan pengadaan minyak nasional yang efisien. Langkah pertama dilakukan Pertamina melalui pengalihan kewenangan pengadaan minyak oleh anak usahanya, Pertamina Energy Trading Limited (Petral) group, ke Pertamina Integrated Supply Chain. Pengalihan itu diklaim mampu menghemat US$ 22 juta pada tiga bulan pertama.
ROBBY IRFANY
Berita terkait
Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?
15 jam lalu
Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?
Baca SelengkapnyaKejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain
17 jam lalu
Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.
Baca SelengkapnyaLPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024
1 hari lalu
Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaBendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?
1 hari lalu
Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.
Baca SelengkapnyaBasuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar
2 hari lalu
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.
Baca SelengkapnyaFreeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi
2 hari lalu
Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaDelegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi
2 hari lalu
Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.
Baca SelengkapnyaBahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya
3 hari lalu
Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.
Baca SelengkapnyaKejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi
3 hari lalu
Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.
Baca SelengkapnyaApple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini
3 hari lalu
Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.
Baca Selengkapnya