4 Pabrik Smartphone Global Segera Beroperasi di Indonesia
Editor
Rully Widayati
Kamis, 28 Mei 2015 05:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Empat perusahaan smartphone global akan mengoperasikan pabriknya di Indonesia terkait dengan rencana pemerintah menetapkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada ponsel pintar.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito, mengungkapkan, ada vendor global yang tercatat akan membangun pabrik di Indonesia.
“Akan ada beberapa vendor yang akan membuka pabrik, seperti Asus, Huawei, Lenovo, dan Xiaomi,” tutur Warsito, di Jakarta, belum lama ini.
Menurut dia, para vendor ini harus siap merakit ponsel pintar pada kuartal I 2016 agar memenuhi syarat TKDN yang rencananya akan dijalankan mulai 2017. Sebelumnya, vendor asal Korea, Samsung Group, melalui PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) telah mengoperasikan pabriknya pada awal tahun ini.
Warsito menjelaskan, perusahaan asal Korea ini telah berproduksi sejak Februari 2015. Pabrik bersifat semi knock-down (SKD) ini telah memproduksi 1,4 juta unit ponsel per bulan.
"Kandungan 4G pun sudah naik 30 persen,” ujar Warsito. Selain Samsung, vendor asal Cina, PT Indonesia Oppo Electronics, telah membuka pabrik dan memproduksi 500 ribu unit ponsel per bulan.
Terkait dengan regulasi TKDN, Warsito menjelaskan, tiga kementerian sedang menyiapkan surat edaran bersama yang diperkirakan rampung awal Juni. “Kominfo mengenai penetapan TKDN, Kemenperin perhitungannya, Kemendag komitmen realisasinya,” ujarnya.
Selain izin usaha industri (IUI), Kementerian Perindustrian akan mengawasi teknis tingkat komponen dalam negeri yang tertera dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2014 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan TKDN Industri Elektronika dan Telematika. Peraturan pemerintah ini merupakan turunan UU No. 3/2014 tentang Perindustrian.
Berdasarkan data Kemenperin, nilai impor ponsel nasional pada 2012 tercatat sebesar US$ 2,6 miliar dan meningkat menjadi US$ 2,9 miliar. Sedangkan per Agustus 2014, nilainya tercatat US$ 2,1 miliar, bahkan sebelum akhir tahun.